16. Ngga Pacaran

860 173 21
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu - 16. Ngga Pacaran

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 26 Agustus

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

"Hai, lagi ngapain?" tanya Tian, pada seseorang di seberang sana, di sambungan telepon yang dia lakukan kali ini. Senyum semringah Tian tidak juga lepas. Rasanya senang sekali. "Ngga kok. Tadi baru abis makan, sekarang lagi santai aja."

Tian sekarang lagi nelepon gebetannya, namanya Gwen.

Ngga, bukan Gwen Stacy lengkapnya. Gila kali, emangnya Tian itu Peter Parker yang bisa berubah jadi Spiderman?

Ini Gwen, temen kampus Tian yang juga kuliah hukum.

"Oh, iya, tugas yang itu..."

Tian mendadak bego. Dia rada bete juga, nelepon gebetan kenapa jadi ditanyain tugas? Perihal tugas kan keseringan Bintang yang ngerjain karena kudu nyari artikel.

"Eh, kontrakan-mate gue baru balik nih kayaknya," kata Tian yang gebu-gebu di hatinya buat telepon sayang-sayangan akhirnya kandas. "Udahan dulu ya. Bye."

TEP!

Tian menjauhkan ponsel dari telinganya. Mendumal pelan pada sambungan yang terputus.

"Ya Allah, AC-nya why not have a feeling?"

Kalimat Bintang dari dalam kamar tertangkap telinga Tian yang kini melangkah gontai. Sahl yang baru selesai tilawah, menutup mushaf-nya dan meletakkannya di atas meja.

"Apaan tuh?" tanya Sahl, menanggapi ucapan Bintang barusan.

"AC-nya ngga berasa, Hal," kata Bintang cepat. "Lo ngga kegerahan apa ya?"

"Makanya, kalau sore tuh mandi," balas Sahl.

Bintang langsung manyun. "Tadi sore kan ujan, dingin banget!"

"Banyak alesan lo," Sahl melempar guling Bintang yang terjatuh di lantai. Dia bergegas ke dapur untuk mengambil minum dan makan malam miliknya yang belum dimakan. Tadi Sahl memang beli lauk warteg sedangkan nasi ada di rumah.

Setiba di kamar, Tian mendongak, melihat remote AC yang diletakkan di tempatnya yang menempel di dinding.

"Lapan belas," gumam Tian. "Kok ngga dingin?"

Tian merentangkan kedua tangannya.

"Kayaknya adem," kata Tian lagi. Dia menoleh pada Bintang yang tubuhnya sudah meringkuk memeluk guling. "Eh, besok ada kelas ngga, Bin? Gue mau panggil tukang buat bersihin AC."

"Ada, sampe jam dua belas," kata Bintang, langsung senang dengan Tian yang cepat tanggap.

"Gue panggilin tukang ya buat bersih AC?" tanya Tian, berbalik dan menuju tempat tidurnya. "Jam dua udah sampe rumah belom lo?"

"Rebes, Tuanku. Bisa diatur!" kata Bintang lagi.

"Makan apaan lo, Hal?" tanya Tian pada Sahl yang baru balik dari dapur.

"Telor, sama tempe orek," jawab Sahl yang kini duduk di dekat meja. Tangannya memegang piring berisi nasi, telur goreng, dan tempe orek. "Mau?"

Tian menggeleng, "Kenyang."

Bintang kepalanya langsung terangkat. "Kayaknya enak tuh..."

"Ngga ada yang nawarin lo," Sahl berbelok, menghindari tatapan Bintang pada menu makan malamnya.

Bintang mendengus. "Sori, kujuga tak sudi makan makanan rakyat jelata."

"Iya dah yang tadi makan sayur toge sama tahu kuning," kata Sahl. Punggungnya kena lemparan guling Tian. Sampai terhuyung sedikit dan membuatnya tertawa-tawa. Sahl berbalik lagi. "Lah, kenapa lu, Yan? Mukanya ketekuk amat kayak duit serebu di kantong celana?"

[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang