10. Ikutan Hepi

822 202 13
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu - 10. Ikutan Hepi

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 10 Agustus

-::-

Sahl dadah-dadah ke arah Bintang dan Tian yang sudah nungguin dia di halte kampus. Secara mereka beda fakultas, jadi beda kelas lah. Tapi kadang mereka janjian pulang bareng kalau jadwalnya samaan. Kayak hari ini.

Sekitar pukul dua siang lebih empat puluh, mereka janjian ketemu di halte, nanti ke kontrakan bareng. Kontrakan mereka deket sih, jalan kaki juga nyampe. Asik aja gitu jalan bertiga.

"Udah makan?" tanya Tian ketika sampai di dekatnya.

"Udah tadi sama anak-anak, pas abis shalat," jawab Sahl.

"Sibuk dia kalau sama anak-anak," sindir Bintang. Bibirnya manyun-manyun ngga jelas.

Maksudnya, Sahl kalau udah sama temen kelasnya tuh ya gitu. Abis shalat Zuhur aja langsung say bye.

"Apaan sih," kata Sahl. "Lo juga. Kalau udah sama temen kampus lo, sama gue ngga kenal."

"Lo duluan sok cuek," balas Bintang.

"Lo tuh!"

"Lo!"

"Lo aja sana sama kambing!"

"Paan sih, Hal? Jayus lo!"

"Heh, udah! Ngapa jadi ribut? Gua siram pake akua neh?"

Bintang dan Sahl diam abis kena omel Tian. Ketiganya lalu berjalan dalam diam di trotoar.

Hingga kemudian...

DIN DIN!!!

Suara klakson bus besar tertangkap oleh indra pendengaran mereka. Sahl dan Bintang mukanya sama-sama mendadak jadi cerah membaca kalimat di spanduk yang diletakkan di bagian depan bus.

ROMBONGAN HAJI EMBARKASI JAKARTA

Tangan kanan keduanya terangkat, lantas melambai heboh. Sahl dan Bintang bahkan jingkrak-jingkrakan ketika bus itu melewati mereka. Raut mereka tambah semringah begitu beberapa penumpang bus membalas lambaian tangan ke duanya.

Bintang dan Sahl bersorak bergantian.

"HATI-HATI, NYAI! AKI! IBU! BAPAK!"

"SEHAT-SEHAT YA DI SANA! DOAIN KITA!"

"JANGAN KURANG TIDUR!"

"MAKAN YANG BANYAK!"

Tian melihat dua temannya dengan tampang bloonnya. Heran banget, asli. Soalnya Sahl dan Bintang ngomong begitu sampai nyaris menangis. Bintang malah sudah menyeka air matanya dengan punggung tangan. Dasar cengeng.

Lambaian mereka masih terlihat sampai bus itu menjauh. Kemudian keduanya berpelukan. Heboh banget kayak film India.

"Siapa sih tuh?" tanya Tian akhirnya.

"Rombongan Haji tahun ini," kata Bintang begitu pelukannya dengan Sahl terlepas.

"Iya, rombongan haji. Mau ke Mekkah..." timpal Sahl.

Tian mingkem sebentar. Kepalanya terbebat ingatan tentang Mekkah. Setahu dia, Mekkah itu bangunan yang gambarnya Sahl tempel di dinding di sisi kanan kepala Sahl ketika tidur.

Sahl pernah bilang ke Tian, bahwa dia pengin banget ke sana. Ke Mekkah.

"Sodara lo mau ke Mekkah?" tanya Tian lagi.

"Hah?" Sahl kelihatan bingung. "Mana?"

"Itu, tadi yang lo dadah-dadahin?" kata Tian, ikutan bingung.

"Bukan. Yang tadi itu... Ngga tahu siapa."

Jawaban Sahl bikin Tian melongo.

"LAH NGAPAIN ELU BEDUA DADAH-DADAH?"

"Ya biarin sih! Udah gede ini!" kata Bintang, bersungut-sungut.

Sahl tertawa ketika mereka melanjutkan langkah mereka.

"Apa ya... Mau jelasin juga gue ngga ngerti mau jelasin apa..."

"Gblk lu bedua," Tian geleng-geleng kepala, masih heran banget. "Orang ngga kenal, didadahin. Sinting."

Komentar Tian tak dijawab lebih lanjut oleh Sahl dan Bintang. Keduanya hanya saling tatap dan nyengir lebar hingga tertawa kecil.

Biarlah, orang-orang seperti Tian tidak paham atas rasa bahagia yang membuncah melihat rombongan haji tahun ini.

Karena keinginan mereka untuk berhaji tahun ini belum juga terealisasi. Setidaknya, mereka ikutan hepi melihat saudara-saudara mereka yang diberikan rezeki beribadah Haji oleh Allah Al Ghaniy.

Iman memang demikian. Nikmatnya sering kali tak terkatakan.

 Nikmatnya sering kali tak terkatakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang