45. Takut Corona

575 71 21
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu - 45. Takut Corona

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 15 Maret

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

"Assalamu'alaykum!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaykum!"

Suara pintu dibuka diiringi ucapan salam tadi mengusik konsentrasi Sahl yang sedang mempelajari tugas dari dosen yang baru saja dia terima lewat email. Ini baru jam dua siang. Hari ke tiga atas perintah untuk mengisolasi diri dari keramaian akibat virus yang kini sedang beredar menginvasi beberapa penduduk di dunia. Sejak kemarin, imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah, dipatuhi oleh anak-anak penghuni kontrakan ini. Sahl dan Bintang tidak ke mana-mana, bahkan shalat berjamaah di masjid ditiadakan sejak kemarin. Kajian-kajian diliburkan. Kata Tian, gereja juga tidak menyelenggarakan kegiatan. Seluruh penjuru negeri tampaknya kompak untuk self quarantine di rumah masing-masing.

"Wa'alaykumussalam," balas Sahl.

Tuh, dijawab bagus begitu, kalau Tian ngucap salamnya juga bagus. Pernah ya Tian bilang: Samlekum. Dijawab sama sohibnya: Oi!

Ngga enak banget kan.

"Langsung ganti baju, Yan! Cuci tangan yang bersih! Jangan megang apa-apa dulu," ucap Sahl dari tempatnya duduk. Paham banget dia, Tian baru balik dari pemotretan sejak pagi tadi. "Gagang pintu dilap, tuh semprotannya di deket sofa. Motor lo taro luar aja, digembok jadi ngga usah dimasukin."

Persis emak-emak emang. Tapi Sahl bilang, memang kalau mau melakukan pencegahan ya harus dimulai dari diri sendiri, kemudian menyarankan orang lain ikutan juga.

"Iya," sahut Tian, menurut. Dia belok ke arah kamar mandi untuk cuci tangan, baru nanti mau ambil baju ganti setelahnya.

"Wesss, mukanya cerah amat neh," kata Bintang yang baru kelar goreng tahu di dapur. "Abis dapet honor yes?"

"Haha, emang bahagia gua kalau dapet honor aja apa?"

Bikin Bintang keki aja, "Iya, iya, tauk gua mah, langkaya mah duite bwanyaq!" tukasnya sebal. "Udah makan belom lu?"

"Udah dong," jawab Tian sambil cuci tangan di keran. Digosok-gosoknya tangannya dengan saksama.

"Nih, kalau haus, minum air anget di termos yak. Si Sahl udah sedia dua termos tuh, sampe beli-beli termos doi," kata Bintang sembari menenteng piring isi nasi, "katanya kudu minum air putih anget tiap lima belas menit sekali. Berubah jadi ikan julung-julung dah kita, nenggak air mulu yak!"

Tian tertawa, "Gblk lu," balasnya.

Bintang cuma nyengir, kemudian berbalik dan duduk di atas kasurnya untuk memulai makan siang, sementara Sahl masih sibuk dengan tugas. Anak teladan memang begitu, kuliah dirumahkan oleh pihak kampus Universitas Indonesia, Sahl mah berdedikasi nyariin tugas-tugas yang masuk ke emailnya, lapor ke grup buat konfirmasi bahwa tugasnya beneran segitu doang ngga ada tambahan? Sedangkan Bintang mah santuy. Dari tadi dia belum menyalakan paket data di ponselnya, katanya ngeri dapet tugas.

[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang