43. Soal Sesat

472 84 27
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu – 43. Soal Sesat

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2019, 12 Desember

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

"Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok."

[ QS. Al Kahfi (18) : 106 ]

 Al Kahfi (18) : 106 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-::-

Dua lembar kertas merah senilai masing-masing seratus ribu, terulur di atas meja, tepat di depan Sahl yang sedang sibuk mengerjakan tugas.

"Bayar listrik," kata Tian. "Tadi gue lihat udah tingal sepuluh dah..."

Manggut-manggut, Sahl lekas mengambil ponselnya, lantas mencari kontak Kak Salwa-nya, meminta pulsa listrik.

Tian baru pulang dari hangout dengan sohibnya, siapa lagi kalau bukan Justin. Sahl sibuk dengan tugas, dan Bintang yang gabut banget, cuma tidur-tiduran di kasurnya sembari main hape. Maklum, Generasi Rebahan dia sih.

"Astaghfirullaah..." kata Bintang tiba-tiba. Sontak, dia bangkit dari rebahannya.

"Apaan lagi, Bin..." kata Sahl yang duduk tak jauh dari kasur Bintang. Kadang nih ya, Sahl pengen banget bikin sekat biar kegiatan belajarnya tidak terganggu kayak sekarang ini.

"Gue bawa pizza nih, tadi ngga habis ya gue bawa balik aja, sayang-sayang masih banyak..." kata Tian yang duduk dekat Sahl seraya membuka kardus pizza di tangannya.

"Mana? Mana?" Bintang agaknya terdistraksi dari keterkejutannya, kepada pizza yang dibawa Tian.

"Hett!" Sahl langsung menghadang tangan Bintang yang maju hendak mengambil sepotong pizza. "Cuci tangan dulu, bos! Maen hajar aja. Itu tangan tadi abis garuk apaan?"

Bibir Bintang langsung miring-miring. "Yeuh, garuk-garuk juga tangan kiri, Hal! Gua kan makan tangan kanan!"

"Tetep aja!" kata Sahl lagi. "Cuci tangan sana!"

"Jorok lu!" omel Tian yang kini tampak melahap sepotong pizza.

Bintang mendengus. "Berisik lu!" Tapi tak urung dia bergerak juga ke kamar mandi untuk cuci tangan.

"Pizza-nya banyak aja, Yan," ucap Sahl usai meletakkan alat tulis yang sejak tadi dia pegang. Tangan dia sih bersih, kan belajar abis shalat sunnah dia mah.

Tian nyengir. "Iya nih, tadi ada yang order pizza abis makan malem, ya udah kenyanglah. Gue bawa pulang aja daripada sayang-sayang."

Sahl manggut-manggut mengerti. "Rezeki mah gitu yak. Alhamdulillaah..."

[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang