32. Ini Ujian

605 132 21
                                    

Serial BerTemanmu Surgamu –32. Ini Ujian

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 18 Desember

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

Setengah berlari, Sahl bergegas keluar dari kelasnya. Bukan apa-apa. Dia kebelet harus ke toilet untuk menuntaskan hajatnya!

"Wes, santai bruh," kata Rafi, yang tak sengaja ditubruk Sahl di pintu toilet. Sahl cuma balas teriak.

"Sori, Raf!"

Selesai dengan urusannya, Sahl tak langsung keluar dari toilet. Dia mengambil ponsel dan menelepon Bintang. Ingin bertanya apakah Bintang sudah tiba di kontrakan atau belum.

"Gue masih ada kelas taekwondo, Hal!" jawaban Bintang membuat Sahl mengangguk.

"Gue balik duluan aja ya?"

"Iya. Hati-hati."

Sahl mematikan teleponnya. Di dekatnya masih ada Rafi, mahasiswa jurusan Komunikasi.

"Ngga balik lo, Raf?" tanya Sahl yang mengenal Rafi karena sering amprokan di masjid kalau shalat.

"Ini mau balik," jawab Rafi. "Sakit perut gua."

"Apa aja dimakan kali lo pas maksi," kata Sahl, nyengir lalu tertawa ketika Rafi menepuk perutnya dengan punggung tangan.

Keduanya keluar dari sana.

"Eh, mumpungan nih," kata Rafi, "gue beli pulsa yang goban lah."

Secarik kertas warna biru dan secarik lagi berwarna cokelat, terulur di depan Sahl. Biasanya kalau pulsa 50k itu harganya lima puluh tiga ribu.

"Siap, Letnan!" kata Sahl, serta merta mengambil dua lembar uang kertas itu dan memasukkannya ke kantong, menyerahkan kembalian sebanyak dua ribu rupiah. "Nomor biasa ya kan?"

Rafi mengangguk. "Yoi."

"Berkah juga sakit perut lu!" Sahl tertawa, menepuk pundak kiri Rafi dengan tangan kanannya.

"Sial, orang kesakitan dibilang berkah," balas Rafi, tapi ikut tertawa juga.

"Ya iya, kalau ngga sakit perut, kita ngga ketemu, bruh. Elu ngga beli pulsa di gua," kata Sahl.

"Lah iya juga."

Keduanya tertawa.

"Hahaha, gblk ya beginian aja bikin hepi," kata Sahl. "Subhanallaah..."

"Lu tumben ngga barengan dua curut lu, Hal," kata Rafi yang masih ikut melangkah ke bagian depan kampus. Karena parkiran motor dengan gerbang utama tidak jauh jaraknya.

"Si Bintang ada kelas taekwondo. Tian mah udah pulang dari jam satu," tambahnya. "Eh, pulsanya udah masuk kata Kak Salwa. Coba cek."

Menurut, Rafi mengecek ponselnya. "Udah, bos. Cakep."

"Otomatis," balas Sahl. "HAHA!"

Rafi tertawa lagi. Ikutan gblk dia emang kalau ngobrol sama Sahl.

"Ya udah, gue ke parkiran yak. Makasih nih pulsanya," kata Rafi lagi.

Sahl mengangguk. "Sama-sama. Orderan berikutnya ditunggu."

Rafi ngakak lagi. "Bisa aja lu. Udah ah. Salamu'alaykum!"

"Wa'alaykumussalam warahmatullaah..."

Sahl menyunggingkan senyum dengan tangan kanan terangkat pada temannya tersebut. Suka salut sih dia dengan orang-orang kaya macam Rafi begitu. Tian juga sih, hehe. Mereka kalau beli pulsa, sering sama Sahl. Padahal kan bisa beli pulsa lewat e-banking atau lewat ATM, misalnya. Tapi tetap beli ke Sahl, katanya biar usaha anak negeri makin makmur. Bukan memakmurkan bank-bank konvensional. Gitu, kata Rafi. Lagian cuma selisih seribu dua ribu, pelit amat sih, bagi-bagi rezeki ke temen ya kan.

[✓] BerTemanmu SurgamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang