bagian 12- Fens

77 13 0
                                    


"Assalamualaikum, halo?"

"..."

"Halo? Ini siapa ya?"

"Halo....." seru freya yg membuat vivi menatapnya

Tuuttt... Tuttt..

"Siapa si frey?" tanya vivi sambil menyuap nasi ke mulutnya

Freya menggeleng dan mengembalikan hp vivi

"Gak jelas banget dah tuh orang, kayak gak ada kerjaan aja!, kalo ngefens sama gw biasa aja kali, ga usah sampe segitunya" ketus vivi

"Idih.... Tingkat pede lo itu ketinggian. Lagian salah sendiri tuh kontak kaga dinamain. Kalo itu fens lo, kenapa gak lo tulis aja fens gw kalo perlu tambahin yang ke +999. Puas lo!" Freya mulai kebawa emosi

"lah, ko' lo yang sewot sih, trus juga kenapa sekarang ngomongnya lo-gue, biasanya juga aku-kamu, lagian Suka suka lah, menurut aku, kontak yang harus kunamai hanya orang-orang yang kukenal saja."

"What!, berarti kamu punya kontak yang gak kamu kenal dong?, oh ya satu lagi, pastilah aku sewot, lagian kamu sok sokan punya fens."

"Gak gitu frey..., tuh kan sekarang ngomongnya aku-kamu, labil lo!. Emang siapa yang ngelarang aku buat punya fens?, gak ada kan? Trus juga, disekolah ada peraturan : gak boleh ngerasa punya fens? Gak ada kan? nah trus ada peraturan yang ngelarang juga? Gak kan, kalo ada, Bab? ayat? Pasal? gak ada? yaudah gak apa apa dong."

"ya.. emang gak ada sih ,tapi kan vi--"Terpotong.

"udah deh frey, bisa gak sih bikin gw seneng sedikit. okey, aku jujur deh, aku gak punya fens tapi gak ada salahnya kan ngaku ngaku punya fens?!, ya buat apa sih, enggak, kalo that is make me happy. Tuh kan aku mau makan malah ke ganggu gini, udah lah aku mau makan dulu."

"what ever!, sumpah aku angkat tangan deh kalo debat sama kamu, kalah aku!.-- Ywdah vi aku ke kamar ku ya."

Vivi hanya mengangguk.

*****

Dikamar aku duduk di meja belajar, namun entah kenapa rasanya aku mengantuk sekali, rasanya juga letih, aku pun menidurkan kepalaku di tumpukan tanganku, dan penglihatanmu makin lama memudar, dan gelap. Aku tertidur.

"Hai!"

Aku mengerjapkan mataku, memastikan mataku tidak Salah lihat.

"Kamu?"

Pemuda itu tersenyum padaku.

"Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kabarmu?"

Aku hanya mengangguk

"Kenapa kamu datang lagi?"

"Apakah kamu tidak senang atas kehadiranku?, kau tidak merindukan ku?"

lagi lagi aku menggeleng, hingga aku tak menyadari air mata ku jatuh.

"jangan menangis!"

"Kenapa kamu datang lagi?, belom puas bikin aku menangis setiap malam? Dan sekarang kamu datang untuk apa? Untuk meninggalkan luka lama? hingga membuatku menangis lagi?"

Pemuda itu menyenderkan kepalaku di dada bidangnya, karena itu cara yang biasa ia lakukan untuk menenangkan ku.

"Maaf."

***
Meja belajar.

"Frey bangun! Frey kamu kenapa? Freya!"

Vivi menepuk pipi freya, lalu freya pun membuka matanya, setetes air mata jatuh dari matanya.

Antara Mimpi dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang