bagian 18-penyesalan

44 4 0
                                    

Halo para readers,
maaf ya, aku lama updatenya 😀.
Awas banyak typo...

Happy reading

----------------------------------------------------------------------------------
Jika kau menyesal bertemu denganku, untuk apa kau masih tetap bersamaku?
...
Ini semua terjadi karena takdir sialan itu, aku terjebak di dunia ini bersamamu.
Dan itu seperti,
kutukan bagiku!

-LucFry

--------------------------

"kalo lo kalah, lo harus turutin keinginan gw!" tegas kevin.

"tapi, kalo gw yang menang, lo jauh-jauh dari gw. kalo bisa, lo menghilang dari muka bumi ini atau lenyap sekalian" ucap vivi

kevin hanya tersenyum mendengar kalimat bodoh adek kelasnya itu, hoho.

Kemudian, Freya menghampiri Vivi.

"Kalian lagi apa?" tanya Freya.

"Eh freya, ini nih, biasa... ada yang minta tanda tangan gw." ujar Vivi dengan percaya dirinya.

"Oy bocah, sumpah, pede lo kebangetan" sindir Kevin

"SSG." ucap Vivi tidak peduli

Freya hanya bisa menatap Vivi dan Kevin bergantian.

"Kalo masih mau ngobrol, aku duluan. Bye." selak Freya, langsung meninggalkan Vivi begitu saja

"Eh, frey!" teriak Vivi.

Freya tetap melanjutkan jalannya tanpa menghiraukan Vivi.

Vivi mengacak rambutnya, geram. Dan menunding Kevin dengan telunjuknya "argh, ini semua gara gara lo." sinis vivi.

Lalu Vivi mengejar Freya yang sudah jauh. Dan Kevin hanya tersenyum memandang punggung Vivi yang makin lama menghilang dari pandangannya, lalu bergumam kecil "aneh."

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

"Frey, lo marah sama gw?" tanya vivi.

"..."

"Frey?"

"..."

"Frey, bi imah punya stok kacang gak? kalo ada, pengen gw buang biar lo gak ngacangin gw mulu." kesal vivi. Mengerucutkan bibirnya.

"..."

Bahkan Freya seperti mendadak memiliki gangguan telinga karena tidak menjawab panggilan Vivi sejak tadi, dan Freya seperti menjaga jarak dengannya, untuk menatapnya saja tidak lagi.

"Frey, gw disini. Kenapa liatin lantai terus si?" geram vivi seraya mengguncang tubuh Freya pelan.

"Kenapa?" jawab ku, tatapanku mengarah ke boneka yang sedikit aku peluk.

"Ihs, gw disini Frey! Tatap mata gw!" geram Vivi memaksa wajah Freya untuk menatapnya.

"Kenapa?" tanyaku malas.

Vivi menunduk "lo gak marah kan sama gw?"

"alesannya?"

"karena tadi, mungkin."

"Nggak, aku gak marah."

"Terus kenapa kamu diemin a--"

"Freya sayang..., ayo turun makan malam, ajak Vivi juga." teriak ratih.

Vivi mengurungkan niatnya untuk melanjutkan kalimatnya. karena ratih memanggil mereka. Kemudian, Vivi dan freya menuruni anak tangga dengan buru buru dan duduk di kursi kosong yang tersedia.

Antara Mimpi dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang