bagian 26- sial

46 3 0
                                    

HAPPY READING!

😂💕

----------------------------------

Cklek, cklek.

Tubuh Freya menegang, terkejut. Ia memutar knop pintu, namun tidak berhasil, dan pikirannya mengatakan, aku... ke kunci.

Freya membuka pintu itu dengan kasar karena panik dan berteriak minta tolong ketika ia mendengar suara gelak tawa di toilet. Namun sebuah suara membuatnya bergeming.

"HELLOW, SORRY DORY MORRY..., LO PIKIR GUE MAU NOLONGIN ELO?, GAK USAH MIMPI DEH, LO!. NIH, GUE INGETIN SEKALI LAGI, JAUHI RYAN ATAU LO MAU DAPET YANG LEBIH BURUK DARI INI! NGERTI!!!."

Freya menutup mulutnya, tidak menyangka.

Ka Nara!

Freya hapal betul suara yang pernah melabraknya beberapa hari yang lalu, dan ia tau, tidak ada yang memperlakukannya seperti ini selain Nara

Sebulir air turun dari matanya. Kemudian ia memukul mukul pintu itu, "ka, tolong bukain aku, ka. Aku gak ada apa-apa sama ka Ryan, tolong bukain pintu ini..." rengekku, menangis

"HEH!, LO PIKIR GUE PERCAYA?, KEMARIN ELO PERGI SAMA RYAN, KAN!, B*TCH!, GOSAH M#NA DEH LO. ADE KELAS AJA, BELAGU. INGET!, RYAN ITU PUNYA GUE, DAN HANYA MILIK GUE, BUKAN LO!. PELAKOR BANGET SIH!. TAMPANG LO DOANG POLOS, TAPI SIKAP LO M*N#FIK!, NJ*NG." bentak ka Nara.

Freya menggeleng keras, dan tangisnya semakin pecah "ka..., aku bukan siapa-siapanya ka Ryan..., sungguh!, tolong bukain pintu ini, ka..."

"NANGIS DAN TERIAK SEPUAS LO, GAK AKAN ADA YANG BANTUIN LO DISINI! TERMASUK GUE!, INI BALASAN UNTUK CEWEK YANG BERANI MAIN-MAIN SAMA GUE, NARA AMFLESIA!" Bentak Nara

"let's go girls!, urusan kita udah selesai disini." ajak nara ke genk nya itu, lalu pergi dengan gelak tawa mereka yang makin lama menghilang.

Freya reflek memukul pintu berkali kali, dan teriak minta tolong. Berharap akan ada yang menyelamatkannya, tapi harapan Freya kandas. tidak ada seorang pun yang membantunya.

Dia pun mulai berusaha mendobrak pintu berulang kali, tapi hasilnya tetap sama, ia masih terjebak di wc itu, ditambah lengannya yang kini terasa sakit karena dobrakan tadi. Kepanikan menjadi-jadi di dalam diri Freya, Freya sendiri pun tidak tau harus bagaimana lagi. Sialnya, hari ini ia tidak membawa hp agar bisa dengan mudah menghubungi seseorang dan mengeluarkannya dari tempat ini. Dia menutup wajahnya kasar dan duduk di penutup wc duduk itu.

Apa salahku?, toh, aku tidak pernah mendekati ka Ryan.

Freya memegang kepalanya karena sakit itu datang kembali. Apa yang harus ku lakukan saat ini?. Freya memejamkan matanya, pasrah dan menyenderkan kepalanya ke sandaran wc itu, dengan wajah menatap ke langit toilet. Air matanya tidak kunjung berhenti. Sampai akhirnya ia membuka matanya dan mendapat ide untuk keluar dari tempat tersebut. Lalu menghapus air matanya dan berdiri menatap langit langit wc yang tidak di tutup dan terbuka.

Aku harus bisa keluar lewat situ, atau... aku mau terjebak disini lebih lama.

Freya berpikir sejenak. Lalu meringis, apa aku bisa Manjat ini?. Freya menggeleng keras "engak. engak, engak, kamu pasti bisa Frey!, jangan bilang gak bisa!. Ayo!, jauhi rasa takutmu. Lupakan dulu phobiamu. Pejamkan mata, tarik napas, buang, bayangkan dan tunjukkan, dan jangan sekalipun liat kebawah!" ucap Freya keras-keras, meyakinkan dirinya. Sampai akhirnya Freya mengangguk mantap.

pertama tama, Freya melempar tasnya ke luar, kemudian dia berdiri di penutup wc duduk itu, dan satu tangannya meraih pembatas dinding yang menjadi pembatas antara wc 1 dengan wc lainnya. Namun karena tinggi badannya terlalu mungil, tangannya tidak bisa menggapai pembatas itu dengan mudah. Alhasil Freya menaruh berat badannya dijari jari kakinya (berjinjit) dan...

Antara Mimpi dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang