Kini Freya sedang duduk dibalkon rumah Arga, dengan perasaan yang campur aduk dan rasa bersalah. Arga beranjak mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Freya karena tidak sempat diobati. Freya mengerucutkan bibirnya, dan menatap sinis kepergian pemuda itu. Freya Mengingat kejadian ketika Arga tiba tiba datang dan menarik tangan Freya secara paksa, Freya hanya bisa pasrah digenggaman tangan Arga, karena kalah tenaga, lalu Arga membawanya pergi meninggalkan Ryan seorang diri, tanpa memberi kesempatan untuk Freya bicara dengan Ryan.
Tuh cowok maunya apa sih!, menyebalkan sekali. Dia bersikap seolah aku adalah pacarnya.
kemudian Arga duduk disamping Freya dan hendak mengobati luka Freya. Namun Freya malah melipat ke-2 tangannya di dada, dan menatap sinis ke arah lain.
"Elo marah?"
Ya jelaslah gw marah, Gila. segala make nanya lagi.
"Frey?"
Bodo!
Kening Arga mengernyit, lalu menggaruk bagian belakang kepalanya bingung.
"Luka lo bakal infeksi kalo gak diobatin."
Freya hanya memutar bola matanya, malas. Lalu kemudian ia mendecak dan beranjak berdiri "gw mau pulang!"
"elo gak boleh pulang!" titahnya.
Freya reflek melotot dengan mulut menganga.
Apa apaan nih!Freya membalik badannya ke Arga, menatap sinis kearahnya "mau lo apa sih, ka?"
"gw obatin luka lo, baru lo boleh pulang" Tegas Arga.
Freya menurut, karena ia tidak mau berlama lama didekat Arga. Freya kembali duduk dan memberikan tangannya ke Arga, lalu Arga membersihkan luka Freya dengan air. Reflek Freya mencengkram kuat lengan Arga ketika lukanya terasa perih. Sehingga sudut bibir Arga terangkat sedikit.
Ketika Arga ingin memberi obat oles ke luka Freya, reflek Freya menahan tangan Arga dan membuat Arga menatap wajahnya
"Ka, mending gak usah diobatin sekalian deh, ka. Perih ka.." protes Freya, kini hatinya berubah melunak, dan matanya tidak sesinis tadi.
"Lo mau sembuh?"
Freya mengangguk cepat
"Diem dan tahan sebentar!" tegas Arga.
Freya hanya bisa pasrah dan menyembunyikan kepalanya ke belakang lengan Arga, dan mencengkram kuat lengan Arga ketika obat oles itu menyentuh lukanya dan membuat rasa perih luar biasa.
"argh, Ka, udah ka. Perih banget..."
Kemudian Arga memakaikan perban ke luka Freya, melilit lukanya dan mengikat kencang perban itu sehingga membuat Freya reflek memukul lengan Arga,
"argh! sakit, gila!"
Arga tertawa melihat ekspresi Freya, ia sedikit terhibur. Kemudian Arga merapikan kotak P3K, lalu menyisir rambutnya kebelakang dengan tangannya, dan memberi kesan cool saat melihatnya. Tapi tidak bagi Freya.
"Gosah, sok kegantengan" sindir Freya
Arga tersenyum getir "bilang aja kalo gw emang ganteng."
"Najis!"
Arga menyunggingkan senyuman, lalu berdiri, dan menoleh ke Freya "ayo pulang!"
Freya mengangguk dan berdiri, namun karena Freya terus merengek tidak mau naik motor ninja dan memilih ingin naik taksi aja. Alhasil Arga mengalah dan mengantarkan Freya pakai mobil miliknya sampai rumah Freya
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Mimpi dan Dia
RandomFreya, seorang gadis yang memaknai semua hal dengan kata bintang.. Hatiku seperti halnya angin terkadang berubah tidak tentu arahnya, terkadang aku tak mengerti tujuanku? yang aku tau, aku hanya tidak ingin merasakan bimbang dan bayangan yang mengh...