bagian 19-terlambat

50 4 2
                                    

Happy reading!'-'

Awas banyak typo!!!

------------------------------------------

"Ihs, sarang itu adalah tempat tinggal untuk sebagian hewan, seperti sarang laba laba misalnya." Jelasku.

"Sayangnya tebakanmu salah freya."

"hah?"

"Sarang Itu artinya--"terpotong.

"Apa?"

"Cinta."

Mulut ku menganga, 'apa sih, ko cinta?, ini bocah kesambet jin tomang ka---'

💭

"Freyaaaaa banguunnn."

Teriakan seseorang melengking di telingaku, seketika membuatku tersadar dan menarikku kembali ke dunia nyata. Sepertinya aku kenal suara itu, siapa lagi kalo bukan, Vivi menyebalkan.

Aku hanya mengerang dan menarik guling ku untuk tidur lagi

"Et banguuun, mau jadi putri tidur? Biar pangeran ryan dateng terus nyium lo!" oceh vivi. Tangannya masih menarik selimut yang aku kenakan

Refleks aku sontak membuka mataku.

'Apaan? Cium. Argh apaan sih frey!! Hapus hapus hapus. Jangan bayangin lagi!' Batinku.

seketika aku merasa pipiku, blushing. Reflek buru buru ke kamar mandi menjauhi vivi takut di tuduh yang enggak enggak.

"E..eh, apaan sih aneh banget." protes vivi, karena sengaja didorong aku, sehingga membuat Vivi hampir terjengkang kebelakang dan geleng geleng.

...

"Gw kesel banget sumpah sama lo frey!" geram vivi. Ketika mereka tengah berada di busway dan terjebak macet, semua itu tidak akan terjadi jika saja Freya bisa bangun lebih pagi.

"Maaf"

"Nih, aku ramal kita akan terlambat titik" ucap Vivi seraya menatapku

"Aku juga mencium aroma aroma terlambat disini" tambah ku dengan menggerakkan tanganku, seperti roy kyos di channel tv yang pernah aku tonton.

kemudian aku dan vivi saling berpandangan dan tertawa.

"Vi, ko macet ya?" tanya freya dengan tampang tak berdosa.

Vivi hanya memukul keningnya.

"Ya ampun frey, kaya gak pernah naik busway aja. Emang selalu macet kalee di daerah sini."

"Nanti pasti kita bakal dihukum."

"So pasti, apa lagi bayangin pak wawan yang udah stay di gerbang dengan kumis tebalnya, tidak lupa mata elangnya yang akan melototin kita, terus kita diceramahin di ruang BK dan alhasil kita dihukum bersihin wc? Omg!!! Gak banget." lebay vivi, dengan memeragakan ekspresi wajah pak wawan.

Aku menyipitkan mataku, curiga. "Lagak lagaknya kayaknya kamu pernah ngerasain Ya?"

"Yeh enak aja, gini gini aku itu tau segalanya lho." timpal vivi.

kemudian aku dan Vivi akhirnya sampai disekolah pukul 07.05
Kami sedikit kikuk, tidak ada pak wawan yang biasanya sudah bertengger di depan gerbang Dengan tatapan mengintimidasi setiap murid yang terlambat. Semua bayangan yang terlintas di otak vivi salah nyatanya.

"Vi?" "frey?" ucap aku dan vivi bersamaan

Sekarang aku dan vivi saling berpandangan dan langsung bertos ria.

"Kita selamat frey, kita selamat" senang vivi

"senangnya..." ujar freya "udah yu, masuk!"

Jauh dari kesenangan vivi dan freya. Pak Deni selaku satpam sekolah mencegah mereka masuk.
Dan membawa mereka ke ruang Bk. Dikarenakan pak wawan tidak masuk, tugasnya diambil alih oleh ketos disekolahku. Sebagai tangan kanan pak Wawan.

Antara Mimpi dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang