bagian 17-perjanjian

57 5 0
                                    

Bukankah,
Cinta dan Benci
adalah 2 pilihan yang beda tipis?
...
jika itu benar, mungkin tidak bagi mereka...

"Frey lo pernah deket sama ka kevin?" lanjut vivi dengan nada serius.

"What do you mean?"

"Maksud aku, kamu pernah ngobrol sama ka kevin gak?"

Aku mengangkat 1 alisku bingung dengan topik yang dibicarakan vivi, biasanya aku hanya mendengar sederet pujian tentang arga, tapi kenapa sekarang jadi ngomongin kevin?

"Eng...nggak. Kenapa?"

"Aneh" ucap vivi dengan suara pelan, tapi tetap tertangkap ke telingaku

"Aneh kenapa? Kamu suka sama ka Kevin?"

Reflek mata Vivi melotot "gw? Suka sama dia?, najong, kaya gak ada cowo lain aja." protes Vivi dan langsung dijawab kekehan oleh Freya

"Ya... Terus kenapa?"

"Kemarin aku diajak nobi sama dia."

Aku hanya mengangguk dan menyedot minuman dengan tegukan terakhir.

"Ko' malah ngangguk?" protes vivi

Aku hanya mengangkat 1 alisku, tidak mengerti. "Terus aku harus apa?, seneng?, Teriak-teriak, kalo lo diajak nobi ka Kevin? ogah baaangeet."

"Ish, temenin gw frey! sumpah, gak peka banget sih!" omel vivi. "Minggu ini." lanjut vivi.

"Aku sibuk, ada club music." ucapku datar. "Btw, kenapa ka kevin? Kenapa bukan ka arga?, udah ganti level?"

Ucapan Freya tiba  tiba membuat Vivi terlihat sedih. Dan Freya juga merasa bersalah dan ingin menarik ucapannya tadi. Namun, terlambat.

"jangan ngomongin dia lagi, Kemarin aku lihat ka arga pelukan sama ka safa di uks. Dulunya aku juga sempat mengira mereka itu jadian, tapi aku gak pernah berfikir semua itu beneran."

"Hei, jangan nangis." protesku mulai panik

Aku yang melihat Vivi mulai meneteskan air matanya, segera mendekati vivi dan menarik vivi untuk keluar dari area kantin menuju belakang sekolah yang agak sepi. Tujuannya agar tidak ada yang melihat vivi menangis.
Sampai dibelakang sekolah kami duduk di bawah pohon yang terdapat kursi panjang. Vivi memeluk ku. dan aku mengelus rambutnya berusaha menenangkannya

"aku udah berharap ke orang yang salah, frey."

"makanya lain kali kamu harus mempertimbangkan semua hal yang kamu dengar vi, bisa saja hal itu benar, nyatanya." jelasku. kemudian aku merasa ucapanku itu seolah mengejek diriku sendiri.

"termasuk gosip tentangmu?" tanya Vivi

reflek aku diam, tubuh ku kaku. E-eh, apakah aku tadi salah bicara?

"frey? ko diem? Ja--"

"eh, Tidak, terkecuali gosip itu." potongku.

"Ah, sudahlah. Kau membuatku pusing, Frey." Ucap Vivi seraya memijat pelipisnya. Sedangkan Freya hanya menggigit bibirnya, tidak tau harus apa.

"Ah, maaf. Udah ya, jangan nangis. Yang aku tau, Vivi yang aku kenal orangnya ceria, sekarang malah nangis karena 1 cowo." ejek ku.

Vivi pun menghapus air matanya dan tersenyum dengan lesung pipi nya yang membuat kaum adam meleleh melihatnya. Itu sih Menurutku😀.

"inget vi, Dibalik semua kejadian pasti ada makna tersembunyi. Lagipula, masih banyak ko' cowok yang lebih baik dari dia" ucapku sok bijak.

Vivi mengangguk. Kemudian mencerna semua kalimat yang dikatakan freya.

Antara Mimpi dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang