D-8

1.2K 149 13
                                    

8 hari lagi.

Aku baru saja mendengar kabar dari Minjung bahwa 8 hari lagi orang tuanya akan kembali ke Seoul dan tentunya tinggal 8 hari lagi keberadaannya di rumahku.

Aku harus bagaimana ya?

Membuat pesta perpisahan?

Rasanya aku sudah terbiasa dengan keberadaan Minjung selama 5 bulan terakhir ini.

Bangun pagi saling bertemu di depan kamar, sarapan bersama, berangkat sekolah bersama, di sekolah bersama, bahkan beberapa kali kami harus pulang bersama karna beberapa insiden.

Bersama Minjung sehari - hari sudah menjadi kebiasaanku.

Gosip - gosip yang mengatakan kami ada hubungan juga sudah ku anggap angin lalu.

Kami memang sering terlihat bersama, untung saja selama ini kami berangkat bersama tidak ada yang memergoki. Bisa - bisa gosip tentang kami menghangat lagi.

Tinggal 8 hari lagi, apa sebaiknya aku berbuat sesuatu ya untuk bisa diingat anak itu?
Yah setidaknya sebagai tuan rumah aku kan harus memperlakukan tamu dengan baik.

Apa aku harus mentraktirnya makan?

Kalau diingat - ingat selama ini kami memesan makanan ke rumah memang selalu aku yang membayar tagihannya kan.

Berarti tidak usah. Mentraktir anak itu makan sudah terlalu sering.

Batal !

Atau kuberikan saja dia hadiah?

Tapi aku tidak tahu apa yang Minjung sukai.

Boneka?

Agar boneka babi pink nya bisa pensiun?

Jangan - jangan, boneka sebesar itu pasti mahal.

Dulu saja saat Eunha ulang tahun boneka yang ku berikan setengah ukuran dari boneka milik Minjung, aku harus menabung selama sebulan dari uang jajanku.

Kalau sebesar milik Minjung aku harus puasa berapa bulan ?!

Ah jadi teringat mantankan.

Sudah lupakan.

Tapi...

Kalau diingat - ingat saat dulu dengan Eunha aku loyal sekali ya sebagai seorang pacar.
Mengantar jemput, membayarkan uang kencan, sering membelikan hadiah walaupun tidak ada perayaan apapun.

Aku tidak menyangka akan diperlakukan seperti ini.

Aku tidak pernah membayangkan wajah imut itu akan pergi dengan pria lain dibelakangku. Tidak pernah...

Apa aku yang terlalu naif karna saat itu baru sekali pacaran?

Mungkin.

Dulu aku naif sekali berharap Eunha menjadi yang terakhir sampai nanti memasuki usia matang dan menikahinya.

Bodoh.

Nyatanya sekarang pernikahanku sudah dirancangkan oleh orangtuaku sendiri.

Mungkin aku harus bersyukur sudah tidak bersama Eunha lagi. Akan sangat repot bila aku harus mengakhirinya dengan alasan perjodohan konyol itu.

Aku tidak akan tega.

"Hah, kenapa jadi memikirkan dia lagi?"

"Hei hei"

"Hei tayooo!!! Dia bis kecil ramah~ ah sudah basi, itu tidak seru lagi Minjung-ah"

"Apa sih? Kau gila ya? Aku memanggilmu karna melihatmu termenung sendiri, kau sedang memikirkan siapa?"

"Siapa? Kenapa kau bertanya siapa?"

Entah sejak kapan Minjung sudah ada disebelahku terduduk di depan televisi.

"Loh, benar ya? Kan tadi kau sendiri yang bilang 'kenapa jadi memikirkan dia lagi'. Iya kan?

"Memang tadi aku bilang begitu ya?"

"Ya memang, kau pikir aku berhalusinasi? Untuk apa juga aku berhalusinasi tentangmu"

"Siapa tahu kau sudah membuka hatimu untukku?"

"Mwo? Dasar gila" wajah Minjung memerah dan dia melemparkan bantal disisinya ke wajahku.

Pelan, tidak sakit. Dan dia segera berlalu kembali ke kamarnya.

Entah kenapa akhir - akhirnya ini ku perhatikan Minjung mudah sekali memerah bila bersamaku. Hanya perasaanku saja atau memang wajah memerah yang kulihat itu betulan?

Apa Minjung menyukaiku?

Apa yang dulu dia katakan pada Seungcheol hyung benar? Dia menyukai seseorang?

Bila Minjung menyukaiku...

Aku sendiri rasanya belum memiliki perasaan apapun. Hanya merasa terbiasa dengan adanya dia karna kami selalu bersama.

Kalau benar Minjung menyukaiku...

Sejujurnya aku, aku masih menyimpan semua kenangan bersama Eunha dengan baik.
Itu sebabnya aku menghindarinya agar bisa cepat melupakannya, tapi nyatanya...

"Hah sudahlah, aku masih muda hanya untuk memikirkan masalah perasaan






































"Hei, kau baik - baik saja?"

"Ya Tuhan! Ya tidak bisakah kau tidak mengagetkanku terus?"

"Kau kenapa sih? Jantungmu lemah ya?"

"Huft, bukan masalah jantungku yang lemah, kau saja yang dari tadi muncul tiba - tiba"

"Hmm ya sudah maaf"

Ada angin apa anak ini mau minta maaf semudah ini?

"Kau sakit?"

"Kenapa jadi berganti bertanya begitu?"

"Tidak biasa - biasanya kau meminta maaf dengan mudah"

"Ah itu, aku tinggal beberapa hari lagi menumpang di rumahmu, jadi aku mau kita tidak bertengkar terus"

"Nde?"

Deg.

Biasanya sebelum badai besar akan ada hari tenang.

Tbc.


Sebelum badai biar tenang liat muka Soonyoung dulu ya =)
Terus vomen deh =)
See you next chap =)
😘😘😘

MANSAE !!! [Seventeen : Hoshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang