Study

947 119 24
                                    

Sudah menjadi kebiasan Minjung belajar selalu ditemani dengan lagu apa pun agar tidak terasa sepi. Keadaaan selalu ditinggal oleh orang tuanya membuat Minjung selalu berteman dengan kesunyian karna sejak kecil dirinya dan Jaemin adiknya sudah terpisah karna ibu Minjung yang lebih dominan membantu sang ayah dalam bekerja.

Jadi sang adik sejak kecil ditaruh di rumah nenek di Jepang agar ada yang mengurus. Berbeda dengan Minjung yang sudah lumayan besar dan sudah terbiasa dibawa orangtuanya karna lama menjadi anak tunggal.

Terbiasa ikut bekerja dengan ayahnya membuat Minjung berkali - kali harus pindah sekolah dan berujung sempat menutup diri karna lelah beradaptasi. Kali ini ayahnya menjanjikan akan menetap di Korea dan mengijinkan Minjung melanjutkan pendidikan di tanah airnya dengan syarat tentu saja perjodohan.

Awalnya Minjung sempat menolak, toh tidak ada efeknya juga bila dia kembali dibawa sang ayah berpindah - pindah tempat yang berarti harus pindah sekolah dan ganti suasana lagi, dirinya sudah terbiasa dan merasa memang begitulah jalan hidupnya. Pasrah saja, ikuti arus air mengalir, daripada harus capai melawan arus yang deras.

Tapi perjodohan ini sedikit menarik perhatian Minjung terlebih dirinya sudah  begitu lama menginginkan bersekolah dilingkungan yang sama dengan dirinya, Korea. Dan lagi ayahnya sudah berjanji tidak akan memindahkan sekolahnya hingga dia lulus bila mau menuruti perjodohannya dengan Soonyoung.
Tapi belum juga disetujui, ternyata orangtuanya sudah mengurus kepindahan Minjung agar berada disatu sekolah yang sama dengan Soonyoung.

Minjung tahu ini salah satu rencana orangtuanya agar dirinya dan Soonyoung secara alami saling berinteraksi dan memudahkan perjodohan mereka, dan hal itu cukup berhasil dengan keduanya yang sekarang berstatus berkencan, hanya saja Minjung tidak yakin dengan perkataan ayahnya yang bilang bila memang tidak ada kecocokan diantara mereka berdua, Minjung boleh menolak, yang penting sekarang dicoba dulu.

Beberapa minggu yang lalu dirinya tidak sengaja mendengar percakapan ayahnya dengan sang nenek mengenai rencana dirinya yang akan diatur mau melanjutkan kuliah dibidang apa.

Sejak kecil Minjung memang selalu berpindah - pindah sekolah, tapi tidak pernah sekali pun Minjung diijinkan memilih sekolah mana yang ia mau, semua sudah orangtuanya pilihkan, sekolah terbaik di daerah yang mereka tinggali dan jangan lupa, prestasi yang harus Minjung jamin dia pegang karna ayahnya menggilai nilai diatas rata - rata bagi pendidikan anak - anaknya. Jadi begitulah yang Jaemin juga rasakan, hanya saja dia menetap disatu tempat tanpa gangguan.

Mengingat kembali momen mencuri dengar percakapan ayahnya membuat Minjung tidak fokus membaca buku yang didepannya, yang Minjung pikirkan justru bagaimana dengan niatannya yang ingin memilih universitas di Korea dengan bidang yang dia inginkan saat ini?

Keinginan sang ayah pasti akan menang.

Suara lagu yang berputar biasanya bisa membantu Minjung tenang belajar, tapi kali ini pikirannya melayang entah kemana, hingga Soonyoung datang dan memintanya membuatkan makan malam.
Satu lagi yang menjadi bahan pemikiran Minjung.

Bagaimana dengan hatinya?

Setelah meninggalkan Soonyoung yang sedang menghabiskan makan malamnya Minjung kembali membuka buku yang tadi sempat terabaikan dan mengganti lagu yang didengar ke genre up beat, setidaknya mungkin ini bisa membantu agar moodnya sedikit membaik.

"Kau sudah mengerjakan tugas matematika Minjung-ah?"

Suara Soonyoung yang datang tanpa aba - aba mengagetkan Minjung yang masih berusaha menenangkan pikirannya.

"Eoh? Kau sudah selesai makan? Cepat sekali"

"Hmm, aku mau cepat belajar dan kemudian cepat tidur, ayo kita belajar dari mana?"

Minjung memperhatikan Soonyoung yang berjalan ke sisinya dan meletakkan buku yang ia bawa dan duduk disebelah Minjung.

"Mau menyelesaikan tugas dulu?" Tawar Minjung

"Nanti kalau ada yang kau kurang paham kita pelajari sampai kau paham, bagaimana?"

"Baiklah, ayo kerjakan"

Kemudian keduanya hening dengan tugas masing - masing.

"Ya, haruskah kita belajar dengan lagu berisik ini?"

Soonyoung yang baru saja menyelesaikan satu nomor merasa terganggu dengan suara mp3 yang Minjung putar. Soonyoung berlawanan dengan Minjung. Bila sedang melakukan sesuatu yang membutuhkan konsentrasi tinggi, Soonyoung lebih nyaman dengan suasana tenang. Karna itu belajar tanpa suara adalah kebiasaan Soonyoung.

"Kalau tidak suka keluar saja sana, kembali ke kamarmu"

Lima bulan pernah tinggal bersama, kali ini adalah pertama kalinya mereka belajar bersama, dulu Soonyoung sangat memprioritaskan klub karatenya hingga pulang larut malam dan jarang sekali belajar, jangan lupakan dirinya sempat merelakan Minjung pulang dengan paman Han agar tidak mengganggu jadwal latihan dan terbebas dari rengekkan Park Minjung yang selalu ingin buru - buru pulang.

"Baiklah noona aku mengerti, aku akan belajar menyesuaikan dengan selera noona hehe"

Karna sedang butuh dengan ilmu Minjung, mau tidak mau Soonyoung harus mengalah kali ini. Tidak ada perlawanan dan hanya boleh menurut.

Kemudian keduanya kembali diam dan hanya terdengar lagu - lagu up beat yang menggangu telinga Soonyoung.

Tidak terasa sudah 30 menit berlangsung mereka saling diam dan fokus dengan tugas mereka masing - masing, Soonyoung belum mengeluarkan pertanyaan, dan Minjung sudah lupa kalau keberadaan Soonyoung untuk minta tutor darinya.

Minjung menatap Soonyoung yang walau tertinggal 2 nomor darinya, tapi tetap berusaha mengerjakan sendiri tanpa langsung bertanya pada dirinya. Ingat dengan keluhan Soonyoung dengan suara dari mp3 nya, diam - diam Minjung mengecilkan volumenya agar Soonyoung lebih nyaman.

Minjung tersenyum tanpa dirinya sadari melihat wajah serius Soonyoung yang sibuk membuka materi pelajaran dan berusaha menjawab soal.

Minjung sudah selesai dengan tugasnya, Minjung hanya tinggal menunggu bila ada pertanyaan dari Soonyoung, atau mungkin mereka mau belajar sesuatu yang lain yang Soonyoung belum kuasai. Minjung hanya menunggu dan memperhatikan wajah disampingnya sambil bertopang dagu.

Kembali tersenyum kala menemukan wajah kebingungan Soonyoung.

Dan tanpa dirinya mengerti, kenapa kata - kata yang ingin dirinya simpan sendiri mengalir begitu saja.

"Soonyoung-ah, bagaimana kalau lulus nanti kita berpisah?"

Tbc.

"Duh, aku kudu piye kalo ditinggal sama Minjung noona? Pusing palaku rek"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh, aku kudu piye kalo ditinggal sama Minjung noona? Pusing palaku rek"


Nah loh bapaknya Minjung mau bawa anaknya kemana nih?

MANSAE !!! [Seventeen : Hoshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang