Cough

1.9K 244 13
                                    

"Ya, apa kau gila?! Datang kerumah seorang anak perempuan semalam ini?! Kau ada niat berbuat cabul ya?!!"

Itulah teriakkan yang Soonyoung terima setelah beberapa menit yang lalu tiba di kediaman keluarga Park, memencet bel dan seorang anak perempuan keluar. Park Minjung, sosok yang membuatnya harus repot - repot datang ke daerah elit Gangnam melewati puluhan kilometer dari rumahnya di Seoul.

"Yak! Siapa suruh tadi siang menolak ajakkanku pulang bersama?!" tidak terima disambut dengan makian dan omelan Soonyoung membalas suara Minjung dengan nada yang lebih tinggi

"Lalu aku harus memperebutkanmu dengan mantan kekasihmu itu, oeh? Kau pikir kau setampan Choi Siwon Super Junior hingga aku harus memperebutkanmu dengan Jung Eunha?!!"

Baiklah sekarang Minjung yang tidak mau kalah ikut meninggikan suaranya, dan tentu saja agar tidak kalah harus lebih tinggi dari suara Soonyoung barusan.

"Tapikan aku mengajakmu duluan, kalau kau tidak kelamaan berpikir Eunha tidak akan datang tahu, ani bahkan Seungcheol hyung pun tidak akan datang. Kau tahu?!!!"

"Yak! Harusnya kau berterima kasih aku memberi waktu untuk mu dan mantan kekasihmu itu bisa bersama!"

"Mwo-ya?!! Kau pikir kau siapa? Mau menyatukan kami kembali? Tidak akan bisa dan aku tidak mau!"

"Cih, siapa juga yang mau repot - repot mengurusi hubungan kalian oeh?! Menyatukan kalian? Tanpa ku satukan pun ku rasa cepat atau lambat kau sendiri yang akan meminta kembali padanya"

"Mwo?!! Ya Park Minjung sudah kubilang jangan mengurusi hubunganku dan Jung Eunha, kami sudah putus dan kau, bisa kah tidak usah menolak ajakan ku walaupun itu ada Eunha, kau tahu? Itu sangat mengganggukuhuhuuhu uhuk uhuuuk"

Terlalu lama saling membalas teriakan demi teriakan, nyatanya Soonyoung harus mengaku kekuatan suaranya tidak sekuat suara teriakan Minjung.

"Uhuk uhuuuk"

"Ya orang tua kenapa sekarang kau jadi terbatuk - batuk seperti ini, oeh?" ledek Minjung yang sekarang tidak bisa menahan tawanya melihat Soonyoung menderita terbatuk - batuk.

"Uhuk, argh sial... beri aku minum, palli"

Tanpa menjawab Minjung masuk kembali ke dalam rumahnya dan berjalan melenggang tanpa memperdulikan Soonyoung yang menyumpahi dirinya di depan pintu.

"Bagaimana bisa eomma memilihkan perempuan tega dan keras kepala macam dia, uhuk" rutuk Soonyoung sambil berjalan menuju sofa di ruang keluarga Park.

"Kemari, duduklah" Minjung datang membawakan segelas air putih hangat untuk Soonyoung yang masih dalam perjalanan menuju sofa.

"Mana ucapan terima kasihnya Kwon-ssi?" ledek Minjung yang lucu melihat Soonyoung bersemangat sekali menenggak air minumnya

"Tidak kah kau bisa sabar menunggu setelah aku selesai menelan air ini?"

"Terserah. Ya sudah ayo pulang"

"Pulang kemana?"

"Tentu saja kerumah. Kau menjemputku untuk itu bukan?"

"Tapi kita sudah di rumah pabo"

"Ah benar, rasanya aneh sekali meninggalkan rumah untuk pergi ke rumah yang lain ya..."

Dengan sedih Minjung menerawang sekeliling rumahnya yang sudah hampir seminggu dia tinggalkan, rindu? Tentu saja.

Baru saja akan kembali terlelap di ranjang tersayangnya, ternyata Soonyoung datang tanpa di duga - duga. Senang? Cukup dirinya dan Tuhan yang tahu.

Melihat raut Minjung yang berubah tanpa aba - aba Soonyoung menarik Minjung hingga kini Minjung terduduk tepat di sampingnya.

"Ya dengarkan aku, aku mohon mulai sekarang jangan pernah mendadak mendiamiku seperti kejadian beberapa hari yang lalu dan hari ini"

"Hari ini? Aku tidak mendiami mu" protes Minjung

"Tapi kau mengacuhkanku"

Minjung skak mat

"Dengarkan, dan jangan memotong dulu, arra?" Minjung mengangguk.

Masih dengan tangan Soonyoung menggenggam tangan kecil Minjung dan menatap Minjung yang kini wajahnya mulai bersemu karna tatapan tajam mata sipit Soonyoung

"Kita berdua harus akur mulai sekarang. Kita tingal serumah dan sangat menjengkelkan bila harus saling diam dengan orang satu rumah, jadi ku mohon... sekesal apapun kau padaku jangan diami aku, pukul saja biar aku sadar, arra?"

Dan kembali Minjung hanya bisa mengangguk. Dalam hatinya dirinya sudah berdebar - debar, ditatap tajam oleh Soonyoung dan belum lagi kata - kata permohonan itu. Bolehkah Minjung senang? Karna itu artinya Soonyoung benci bila tidak berinteraksi dengan dirinya?

"Baiklah, ayo pulang"

Persetan dengan rasa cemburu yang sejak pagi ditahan Minjung karna banyaknya momen Soonyoung dan Eunha bersama. Membayangkannya saja Minjung tidak rela.

Masih dengan tangan Soonyoung yang menggenggam tangan Minjung, akhirnya Soonyoung kembali menjadi sosok yang menemani Minjung pulang.



Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Sekali - kali post langsung 2 chapter hehehe
Ada yang nunggu mansae?
Mansae
Mansae
Mansae
Mansae
Yeah!!!

MANSAE !!! [Seventeen : Hoshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang