So do I - Park Minjung

1.9K 204 19
                                    

Sebulan sudah aku menjadi bagian dari rumah keluarga Kwon. Menjadi penghuni  sementara di kamar tamu lantai 2 yang kini sudah mereka sulap menjadi kamar pribadi untuk Park Minjung.

Aku tidak menyangka mereka akan menyiapkan kamar itu sebagaimana kamarku yang dirumah. Kurang lebihnya, aku suka.

Sambutan berupa kamar yang nyaman cukup membuatku terkesan, itu artinya mereka menyiapkan sesuatu untuk kehadiranku. Terharu...

Sebulan berada di dalam rumah ini dan berinteraksi dengan orang - orang di dalamnya cukup menyenangkan, dibanding aku harus sendirian dirumah dan tenggelam dalam kesunyian setiap hari. Ide untuk menitipkanku disini ku rasa bukan ide buruk seiring dengan berjalannya waktu.

Hanya saja sebulan ditempat ini, di kediaman keluarga Kwon... Aku, aku jadi harus melakukan banyak interaksi dengan Soonyoung, calon tunanganku baik suka maupun tidak suka.

Ngomong  ngomong aku tidak mengerti kenapa kami masih menjadi calon. Kalau memang mau menjodohkan kami dengan embel - embel mempererat hubungan persahabatan antar orangtua. Kenapa status kami masih saja calon? Apa mereka sendiri masih ragu dengan perjodohan ini? Lalu kenapa dengan nekat nya menaruh kami dalam satu rumah? Kalau kami sama - sama khilaf bagaimana?  Ah tidak - tidak hanya Soonyoung yang khikaf. Bagaimana bisa seorang wanita khilaf pada seorang pria?
Memalukan sekali pemikiranmu Minjung.

Berinteraksi dengan Soonyoung benar - benar annoying time, kenapa?  Karna selalu saja ada cara anak itu membuatku kesal. Sangat kesal.

Contohnya saja 3 hari yang lalu saat aku harus menunggu lama paman Han, yang ternyata tidak bisa datang menjemputku. Handphone ku habis baterai dan Soonyoung tidak memberi kabar apapun, padahal dia sudah tau paman Han tidak bisa datang menjemputku.

Tidak tahu arah pulang.

Jarak sekolah ke rumah keluarga Kwon juga jauh.

Jadilah aku harus menunggu dengan tidak pasti kedatangan paman Han. Menunggu di gerbang masuk sekolah, yang untungnya memiliki atap karna sekolah kami terhitung sekolah elit.

Dingin.

Kelaparan.

Baju lembab.

Lengkap sudah penderitaanku.

Dan bodohnya aku tidak terpikir untuk menghampiri Soonyoung di ruang karate.

Hampir 3 jam lamanya aku sabar menunggu karna memang benar - benar hopeless. Menyedihkan.

Setelah menunggu dengan keadaan ironis selama berjam - jam tiba - tiba mobil Soonyoung keluar dan memgejutkanku dengan klaksonnya yang berisik.

Dan disaat itulah aku baru sadar dia masih berada di sekolah.
Aku benar - benar bodoh.

[Flashback]

Deeen *suara klakson*

"Ya! Kau masih disekolah? Aigoo penampakanmu benar - benar menyedihkan hahaha"

"Kau masih disekolah?!"

"Tentu saja pabo. Oh iya aku lupa mengabarimu paman Han tidak bisa datang menjemput"

"Mwo-ya?!!"

"Salah sendiri handphone mu tidak bisa dihubungi. Lagi pula ku kira kau sudah pulang dengan mantan kekasihmu itu hahaha"

"Ish! Memang Seungcheol oppa supir pribadi ku?! Hah sudahlah aku malas berdebat!"

"Eiiii, tunggu dulu!!! Siapa yang mengijinkanmu masuk ke dalam mobilku oeh?"

MANSAE !!! [Seventeen : Hoshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang