Promise

792 78 10
                                    

"Shiro!"

Begitulah penolakan yang kuterima setelah mengajak Minjung berkencan sore kemarin. Bukannya nuansa romantis yang kuterima setelah memberikan hadiah boneka untuknya, yang ada malah Minjung terlihat gugup dan menatap berkeliling keseluruh penjuru kamarku. Dan berakhir sudah kebohonganku yang pernah mengatakN pulpen unicorn miliknya sudah ku buang dengan alasan agar aku bisa bertemunya kembali.

"Kau bilang pulpen ini sudah kau buang?!!!"

Bagaimana memberitahunya ya agar Minjung tidak jadi ke-pede-an ?

Aku berbohong agar kami bisa bertemu, agar aku bisa melihatnya, begitu.

"Kau berbohong!!"

Iya aku berbohong aku tahu, aku sengaja melakukan itu. Mau bagaimana lagi? Siapa suruh mendadak mengabaikanku.

"Shiro! Aku tidak mau berkencan dengan pembohong"

Baiklah - baiklah, aku sudah terlanjur ketahuan berbohong. Aku tidak yakin dia akan percaya walaupun aku berkata yang sebenarnya. Yang ada aku malah dikira mengada - ada.

Kenapa giliran aku yang mengajaknya pergi aku tidak bisa seperti Minjung yang bersikap seakan tidak ada opsi lain selain mengikuti kemauannya?

"Huft dasar wanita"

Kukira wajah malu - malunya tadi sudah cukup membuat dirinya terbang melayang dengan hadiah dan kata - kata manis dariku, ternyata tidak ya? Benar - benar wanita tidak dapat dibaca sama sekali.

Baiklah kalau Minjung menolak aku tahu harus melakukan apa. Kali ini pasti berhasil.

.
.
.

Sabtu pagi, tidak seperti pagi biasanya bagi Kwon Soonyoung. Bangun pagi bukanlah tipikal sabtu pagi yang biasa Soonyoung lakukan. Soonyoung terbiasa bangun siang dan berakhir tidak bergerak dari kasurnya, kecuali pengantar makanan sudah tiba.

Tapi sabtu pagi ini Soonyoung sudah  terlihat rapi dengan kemeja dan blue jeans nya. Melangkah santai seakan semua sudah terstruktur rapi. Iya semua udah Soonyoung rencanakan sedemian rupa.

Pergi menjemput Minjung berkencan, sarapan masakan dari calon ibu mertua kemudian menghabiskan satu hari ini full bersama Park Minjung sang kekasih.

Entah apa yang sudah terjadi pada kepala Soonyoung hingga satu - satunya hal yang ingin dirinya lakukan semenjak 5 hari yang lalu hanya pergi berkencan dengan Minjung. Semua sudah ada dalam bayangan Soonyoung dan itu cukup membuat dirinya terus mengembangkan senyum tanpa henti disepanjang perjalanannya menuju kediaman Park.

Senyum itu semakin menjadi semakin jarak mobil Soonyoung mendekati rumah Minjung. Bayangan wajah Minjung yang pasti masih berwajah bantal mengingat ini akhir pekan membuat Soonyoung terkekeh.

"Pasti dia akan malu" ujar Soonyoung masih terbayang wajah bantal Minjung.

Sampai di depan pagar kediaman Park yang sudah Soonyoung sangat hapal, Soonyoung justru kebingungan karna tidak biasa - biasanya ada sedan putih terparkir disana. Bukannya Soonyoung hapal dengan koleksi mobil keluarga itu, hanya saja mobil itu terlihat tidak asing dipenglihatan Soonyoung, tapi bukan ditempat ini dia melihatnya.

Soonyoung tidak yakin, melihat plat dari mobil itu pun tidak memberikan jawaban. Tapi keluarnya Minjung dan seseorang dari dalam mobil itu memberikan Soonyoung jawaban dari rasa penasarannya sejak tadi.

"Bertemu mantan rupanya, tsk. Pantas saja  ajakan kencanku ditolak haha, begitu rupanya"

Choi Seungcheol menjadi jawaban dari pemilik sedan putih keluaran Hyundai itu.

Mobil Soonyoung terparkir disebrang mobil Seungcheol berada. Tempat dimana biasanya Soonyoung memarkirkan mobilnya bila bertamu ke rumah itu, tapi tempat itu sudah diisi.

"Kau dimana?" Soonyoung memutuskan segera mengecek apakah yang sebenarnya terjadi, tidak mau terburu - buru membuat kesimpulan. Soonyoung membuat sambungan telepon pada Minjung.

"Rumah?" Minjung menjawab jujur keberadaannya sekarang. Tapi tidak akan berlangsung lama, karna beberapa menit lagi dirinya akan dibawa pergi. Soonyoung sempat tidak percaya dengan jawaban tenang yang Minjung berikan, hingga kembali mengulangi kata - kata kekasihnya itu.

"Baiklah kalau begitu. Tidak, hanya ingin mendengar suaramu saja."

Soonyoung terpaksa berbohong. Karna disebrang sana dirinya juga sedang dibohongi. Soonyoung menatap miris kesebrang jalan dimana Minjung sudah memasuki mobil Seungcheol. Terus menatap hingga mobil putih itu berjalan meninggalkan kediaman Park.

Dilain sisi Minjung sebenarnya menyadari keberadaan mobil Soonyoung disebrang jalan rumahnya.

Minjung tahu, bahkan semenjak dirinya keluar dari pagar rumahnya dan semuanya semakin jelas semenjak handphonenya mendapatkan panggilan dari sang tunangan. Minjung tahu Soonyoung ada disana dan melihat dirinya yang masuk ke dalam mobil Seungcheol, tapi Minjung memilih melanjutkan janjinya. Janji menghabiskan akhir pekan itu bersama mantan kekasihnya, dan Minjung tahu resikonya. Resiko dari sesuatu yang berusaha ditutupi pasti cepat atau lambat pasti akan diketahui. Tapi siapa yang sangka secepat ini?

"Maaf"

Tbc.

Haduuuuh malah abis manis sepah dibuang sih kamu mah Minjung kasiang Soonyoung😫😫😫😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haduuuuh malah abis manis sepah dibuang sih kamu mah Minjung kasiang Soonyoung😫😫😫😭

MANSAE !!! [Seventeen : Hoshi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang