Skenario Tuhan

994 54 3
                                    

Brukkk!!

   "Aduhh...bisa ga sih ga ngehancurin mood gue hari ini?!" Ucap seorang gadis mungil berseragam SMA Garuda Bhakti.

   "Maaf,gue ngga sengaja. Sorry!" Ujar seorang lelaki jangkung yang barusan menabraknya.

   Hari ini hari pertama bagi Senja masuk SMA Garuda Bakti.Sudah jelas,hari ini adalah hari pertama Ospek.Tentu saja ia harus membawa barang-barang konyol yang tak masuk akal.

   Baskom milik ibunya sudah terpasang indah di kepalanya sejak pagi tadi.Hampir saja rusak ketika lelaki tadi menabraknya.

   "Hh badmood kan jadinya." Gerutunya pelan.

   Sebelum ia sempat menapakkan kaki di sekolah itu,pintu gerbang perlahan mulai tertutup.

   "Gila! Hari pertama aja udah telat. Mampus Lo,Ja."

    Senja pun melenggang pasrah menuju ke gerbang sekolah yang telah dipadati beberapa siswa lain yang juga terlambat.

   "Baiklah tak perlu lama-lama,bagi siswa baru yang pagi ini terlambat silahkan minta tanda tangan pada OSIS sebanyak sepuluh buah.Pengumpulan di Ruang OSIS paling lambat jam 08.15.Jelas?"

   Seorang lelaki yang tak lain tak bukan pasti adalah ketua OSIS berpidato di depan.

   "Paham kak!"Serentak semua siswa menjawab. Senja yang kaget hanya mengusap telinganya pelan.

   Setelah bubar barisan,dengan langkah lesu Senja segera mencari seniornya.

   Sejauh ini ia sudah mendapat enam tanda tangan pengurus OSIS.Bukan hal yang sulit mengingat para pengurusnya memang sedang tidak sibuk.

   "Lo udah beres belum? Tugasnya dikumpulin sepuluh menit lagi,tadi sempat diralat." Tiba- tiba lelaki yang tadi pagi menabrak Senja kini ada dihadapannya.

   "Hah?Kok gue ngga tau sih.Gimana dong gue masih ada empat lagi nih yang belum"

   "Yaudah sini gue bantu."Lelaki tersebut segera merebut kertas yang sedari tadi Senja pegang.

   Senja yang tak ingin tinggal diam segera menyusul lelaki tadi.

   "Tungguin gue!!"

   Dengan cepat mereka mengumpulkan semua tanda tangan. Kini mereka berada di kantin.

   "Gila! Tadi tuh cepet banget tau nggak?! Gue udah kayak kucing dikejar anjing." Napas Senja terdengar tak beraturan.

   Lelaki itu hanya tersenyum menanggapinya.

   Suasana kini menjadi canggung,mengingat mereka berdua belum saling kenal.

   "By the way,makasi ya udah bantuin gue.Lo tuh bener- bener pahlawan kesiangan tau ngga." Senja membuka obrolan,mencairkan suasana.

    "Santai aja kali. Udah biasa kek gitu."

   "Songong juga ya lo." Ledek Senja.

   Sebelum atmosfer mereka semakin tak nyaman, Senja membuka suara.

"Gue Senja Marianne.Panggil aja Senja lebih bagus.Lo?"

  "Kebetulan dong."

   "Kenapa emangnya?"

   "Ya kebetulan aja nama kita cocok.Gue Fajar Aldian.Panggil aja Fajar"

Sedikit obrolan ringan kemudian mereka pun berpisah karena senior menyuruh mereka masuk.

"Ngga nyangka aja sih,orang yang tadi pagi ngehancurin mood gue malah ngebantuin gue,bisik Senja dalam hati.

Bagian duanya pasti lebih seru.Terus stay ya baca novel ini.Selanjutnya pasti menguras emosi kalian.Siap siap buat baper,kawan!

Aku Jarak dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang