Yang Datang dan Pergi

165 19 0
                                    

   Tak seperti hari-hari sebelumnya,Senja bangun awal pagi ini. Entah hal apa yang membuatnya bangun sebelum ayam berkokok.

   Hari ini ia tidak meminta Andrean maupun Fajar untuk menjemput. Ia meminta Pak Asep untuk mengantarnya ke sekolah

   Senja tidak mungkin merepotkan Fajar setiap hari. Sedangkan Andrean,ia bahkan tak peduli apakah Senja berangkat atau tidak. Terasa selalu ada jarak antara mereka berdua.

   Entah kenapa,Senja merindukannya. Rasanya ada yang kosong kali ini.

   "Kenapa gue malah mikirin orang yang mungkin aja ngga pernah inget gue," Gerutu Senja.

   "Udah sampai,non." Pak Asep berkata sembari membukakan pintu mobil.

   Senja hanya menjawab sekenanya dan segera melenggang masuk ke gerbang sekolah.

   Sialnya,ia melihat Andrean dan teman-temannya di pos satpam. Senja berusaha berbalik arah,namun Andrean dengan segera memanggil.

   Senja benar-benar kikuk kali ini. Andrean menghampiri Senja yang tak menggubris panggilannya.

   "Ja,abis pulang sekolah ikut gue." Tanpa melihat wajahnya pun Senja dapat menebak jika cowok itu sedang marah.

   Senja tak menjawab,hanya mengangguk dan segera meninggalkannya.

   Ia juga tak peduli apakah Andrean marah padanya. Ia sudah lelah untuk peduli.

   Tiba di persimpangan kelas X dan XI Senja melihat Pak Adi,guru fisika yang akan menuju ke kelas.

   Tanpa berpikir panjang,ia segera berlari tunggang-langgang tanpa peduli apakah Pak Adi lihat atau tidak.

   "Ngapain lo? Ngos-ngosan amat kayak abis dikejar kunti." Anne yang sebangku dengan Senja bertanya.

   "Uda deh diem. Gue emang abis ketemu ama setan."

   Tak lama kemudian muncul Pak Adi dari pintu depan kelas.

   "Kualat deh lo,Ja." Anne menyenggol dan berbisik pelan pada sahabat konyolnya.

   Senja hanya tertawa menanggapinya. Untung saja Pak Adi tidak membahas kejadian tadi.

   Sudah dua puluh menit sejak Pak Adi menjelaskan tentang rumus-rumus yang benar-benar tak ingin para murid dengar hari ini.

   Senja yang juga merasa bosan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ternyata Fajar yang berada di pojok depan masih mendengarkan penjelasan Pak Adi dengan saksama.

   Ia tampak begitu serius memperhatikan. Hingga tak sadar Senja memperhatikannya sedari tadi.

   Krinngg...

   Bel istirahat segera mengalihkan perhatiannya dari Fajar yang terlihat lucu ketika memperhatikan sesuatu.

   Senja pun menghampiri Fajar yang sedang mencatat catatan yang ada di papan tulis.

   "Bakso Mang Dede yuk."

   Tak ada jawaban,Fajar masih fokus pada pekerjaannya.

   "Yah dicuekin nih." Senja menggerutu sebal,tentu saja pura-pura agar Fajar mau mendengarkan.

   Tapi tak seperti biasanya ketika Senja menggodanya,lelaki itu masih diam dan tidak sama sekali menoleh.

   "Lo kesambet apa deh Jar?" Senja kembali bertanya,kali ini serius.

   Fajar meletakkan pulpennya,dan mendongak melihat Senja yang duduk di meja depannya.

   "Ja,gue pengen sendiri. Kasih gue waktu." Tanpa melihat Senja,Fajar segera pergi dari bangkunya.

Aku Jarak dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang