G'day Aussie?

142 15 1
                                    

   Hari ini Senja sangat girang. Pasalnya,mimpinya untuk pergi ke Australia menjadi kenyataan.

   Sebelumnya ia sudah mengajak kedua orangtuanya,tetapi sayangnya mereka masih saja sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

   Tiga koper besar warna maroon sudah terpampang di depan rumah Anne sejak tadi. Mereka masih menunggu Chandra yang belum datang.

   "Gila lama amat tuh cowok. Jangan-jangan tidur lagi?!" Gerutu Lixa,ia memang tak sabaran jika menunggu lama.

   Tak lama kemudian tampak batang hidung seorang Chandra,yang sibuk sendiri dengan barang bawaannya.

   "Yaudah yuk langsung ke bandara aja. Keburu board nanti," Ajak Felix.

   Tak butuh waktu lama untuk sampai di bandara Soekarno-Hatta. Jam boarding mereka pun sebentar lagi.

   "Gaes,ke cafe dulu yuk. Gue lagi pengen yang seger-seger nih." Ajak Senja yang merasa kehausan pagi ini. Membawa tiga koper sekaligus cukup menguras tenaganya.

   "Sini gue bantuin. Lagian ngapain sih bawa koper banyak? Cewek ribet banget dah." Fajar mengambil dua koper dari genggaman Senja. Maklum saja,cowok itu tak membawa koper sama sekali. Sebagian besar barangnya ia titipkan pada Chandra.

   "Kalo ngga pengen ngebantuin yaudah." Celetuk Gea menggoda.

   Fajar tak menanggapi. Ia terus menatap lurus.

   Senja menatap kulitnya,"Nggak kebayang deh nanti pas balik Indo kulit gue gimana."

   Fajar menepuk dahinya,kembali dikejutkan dengan keribetan seorang wanita.

   "Segitu amat ngurus kulit." Ledek Fajar spontan. Ia memang tak suka sesuatu yang terlalu berlebihan.

   Mereka memasuki salah satu cafe terkenal yang sering mereka kunjungi juga di Bandung.

   "Gue chatime aja deh." Ujar Lixa pada kembarannya.

   Mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol ringan dan sesekali memegang handphone.

   Hampir jam sebelas pagi. Mereka akan berangkat menuju Perth sekarang.

   "Gue yang deket jendela!" Pinta Senja pada teman sebangkunya,Anne.

   "Iya deh suka-suka lo aja,Ja." Anne mempersilahkan Senja duduk di dekat jendela.

   Sepanjang pernerbangan mereka bertujuh tak henti berbicara. Hingga membuat beberapa orang protes karena keributan yang mereka buat.

   "Eh kentut kadal! Itu kan minuman gue,kenapa lo minum?!!" Teriak Chandra pada Fajar yang kini sedang menikmati chatime milik Chandra.

   "Bodo." Fajar kembali memasang headset nya. Tak ingin mendengar celotehan temannya ini yang tak ada hentinya.

   Beberapa saat kemudian,suasana menjadi sunyi sekali. Hanya terdengar deru mesin pesawat yang bising.

   Senja memalingkan mukanya ke jendela pesawat. Menikmati awan yang mengambang indah di seberangnya.

   Tanpa ia sadari,perlahan ia mulai tertidur.

   "Ja,sorry gue ngga bisa ngelanjutin hubungan kita."

   "Kenapa Ndre? Lo kok ngomong kayak gitu?" Senja panik.

   "Gue ngerasa kalo kita nggak cocok lagi. Dan gue udah ada yang lain."

   Senja terdiam sesaat. "S-siapa?"

   "Karen. Gue suka dia udah lama. Gue haru-"

Aku Jarak dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang