"Ja,lo ada skirt pendek ngga? Punya gue ketinggalan nih," Lixa meminjam,padahal setau Senja ia sudah menyiapkan semua dengan teliti.
Senja mengingat-ingat. "Kayaknya gue ngga bawa deh. Seinget gue,gue cuma bawa celana pendek doang."
Lixa menggerutu,semua sahabatnya tak ada yang memiliki skirt pendek.
"Emang harus ya pake skirt? Ribet amat jadi orang," Anne menyahut.
"Yang namanya fashion kan nomer satu. Ngga boleh sembarangan dong milih style."
"Gila! Ada ya cewek yang lebih rempong dari gue." Anne kemudian meninggalkan Lixa yang masih kebingungan.
Pada akhirnya,Lixa memakai dress bunga miliknya.
Hari ini adalah hari terakhir mereka di Sydney. Tentu saja,agenda hari ini adalah berbelanja souvenir.
"Nggak kerasa udah mau pulang aja." Senja menyeletuk.
"Iya nih. Padahal gue masih pengen travelling disini." Anne menyahut.
Mereka menyewa bus kecil untuk tour sejak kemarin. Tentu saja dilengkapi dengan guide di dalamnya.
Mereka sama sekali tak merasa bosan sepanjang perjalanan,karena tour guide mereka selalu membicarakan keindahan kota Sydney.
Sydney memang begitu indah. Dengan ikon kotanya yang begitu menarik,Sydney menjadi daftar tempat yang ingin dikunjungi semua orang.
Tak lama kemudian mereka sampai di The Rocks Market,dimana hanya buka seminggu dua kali.
Seperti biasa,Senja bersama Fajar sudah pergi duluan meninggalkan yang lain.
"Ini mah kayak Tanah Abang,tapi bedanya lebih berkelas." Fajar menyeletuk.
"Udah jangan ngledekin terus,mendingan lo ikut gue buat shopping." Senja menyahut.
Sial untuk Fajar,karena sejak tiga puluh menit yang lalu Senja tak menemukan barang yang ia mau. Sejak tadi ia hanya melihat-lihat,lalu bertanya,tapi tak membeli.
Sedangkan Fajar sudah membeli beberapa pernak-pernik yang akan ia berikan pada keluarga dan temannya.
"Gue mau kasih ini buat Andrean." Senja memilih miniatur dua orang yang sedang berada di Sydney Harbour Bridge. Fajar hanya meng-iyakan.
"Semoga aja bisa kesini bareng." Ujar Senja.
Butuh waktu dua jam untuk mereka selesai berbelanja. Tentu saja dengan banyak tas belanjaan di tangan.
"Banyak banget sih belanjaan lo." Fajar mengaduh. Pasalnya,Senja menyuruhnya membawa semua barang belanjaannya.
"Lo laki bukan? Kalo laki harusnya mau dong bantuin cewek."
Fajar hanya memutar bola matanya,tak sanggup lagi membantah gadis itu.
"Kumpulnya kan masih dua jam lagi nih,gimana kalo kita ke cafe itu?" Senja menunjuk cafe yang ada di depan mereka.
"Yuk! Gue laper banget nih."
Mereka akhirnya masuk kedalam dan memesan pancake porsi besar. Senja memilih rasa coklat,dan Fajar memilih vanilla.
"Handphone gue dong," Senja meminta handphone yang ia titipkan di kantong celana milik Fajar.
"Buat apa?"
"Foto lah. Mumpung tempatnya instagramable."
Gue lagi yang kena,batin Fajar kesal.
Sembari menunggu pesanan mereka datang,Fajar dan Senja berfoto di spot yang sudah tersedia.
"Kan sayang kalo ngga foto," celetuk Senja.
Senja dengan dress selututnya itu berpose ria di depan Fajar. Fajar juga tak mau kalah,ia juga berpose di spot foto.
"Here your pancake," Pelayan datang dengan membawa pancake dan minuman mereka.
"Thanks,"
Sekali lagi, Senja mengambil fotonya untuk memotret pancake indah itu.
Bagaimana tidak,pancake hangat dengan lumeran coklat dan makin manis dengan parutan coklat keras diatasnya.
Senja dengan posesif nya memakan pancake lezat itu. Membuat Fajar yang ada di depannya tersenyum senang.
Untung aja dia ngga kayak cewek lain,yang kalo patah hati malah mogok makan,batinnya.
Setelah menyelasaikan pembayaran,mereka berdua berjalan menuju tempat bus-nya parkir.
Matahari sangat terik sekali. Tepat berada di atas kepala. Senja dapat melihat banyak burung camar yang bertengger diatas busnya.
Setelah semua berkumpul,mereka pun melanjutkan perjalanan untuk kembali ke hotel mereka. Check out dari hotel kemudian menuju ke bandara untuk pulang.
"Buset,banyak banget belanjaan lo Ja!" El yang baru saja merebahkan diri di kasur terkejut dengan tas belanjaan Senja yang begitu banyak.
Senja tertawa. "Sayang kalo nggak belanja di Sydney."
"Sayang sih sayang,tapi ngga gitu juga kali."
Senja tak mempedulikan perkataan sahabatnya itu,menurutnya belanjaan sebanyak itu memang wajar untuknya.
Setelah membereskan semua barangnya,Senja mengambil kertas kecil lalu ia menulis di atasnya.
Sydney,December'19
Terimakasih untuk segala kenangan yang indah disini. Hopefully,gue bisa balik lagi kesini.
Senja Marianne,orang yang selalu mengagumi kota ini.
Lalu Senja menempelkannya di dinding rumah pohon kecil yang ada di depan hotelnya,berharap akan menemukannya lagi ketika ia kembali kesini.
Kini mereka semua sudah berada di bus,bersiap menuju bandara untuk kembali ke Indonesia,tanah kelahiran mereka.
Sesampainya di bandara mereka mampir ke restoran yang ada disana. Mengisi perut sebelum melakukan penerbangan panjang.
Kali ini Senja tak memesan banyak makanan,karena satu jam yang lalu perutnya sudah kenyang karena pancake.
"Lo nggak makan?" Tanyanya pada Fajar yang berada di seberang mejanya.
"Nggak. Emangnya lo,baru aja makan udah makan lagi." Fajar malah meledeknya.
Alhasil,hamburger yang Senja pesan masih tersisa banyak di piring. Benar kata Fajar,seharusnya ia tak makan lagi.
Pesawat akan segera boarding,dengan terburu-buru mereka segera masuk kedalam untuk melakukan penerbangan.
Goodbye Aussie.
Terimakasih atas suguhan pemandangan yang indah.
See ya later.
PS: Jangan sampai ketinggalan ceritanya Gea dan Tom di "I Am You".
Pantengin terus ya biar author makin rajin update cerita!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Jarak dan Dia
Teen Fiction#7-pupus #1-novel 2018 "Jarak antara kita adalah masa lalu. Dan tabungan untuk bertemu adalah cinta." Mengisahkan tentang Senja,gadis labil yang sedang mencari jati dirinya dan mengisi kekosongan hatinya. Ada pula Fajar,yang selalu...