Rubah Licik

173 20 0
                                    

   "Halo Ja. Dah siap kan?"

    Senja yang baru saja bangun karena telepon dari Fajar segera gelagapan. "Ya ampun Jar! Gue lupa kalo hari ini kita ada tugas. Sepuluh menit lagi."

   Tanpa menunggu jawaban cowok itu,Senja segera mematikan handphone nya.

   Sementara Lixa dan yang lainnya sudah menunggu di rumah Anne. Tinggal Fajar dan Senja saja yang belum hadir.

   Dengan wajah panik Fajar segera menaiki motor nya dengan kecepatan tinggi.

   "Lagian ngapain sih dia baru bangun jam segini. Begadang kali ya?" Gerutu Fajar dalam perjalanannya ke rumah Senja.

   Akhirnya setelah lima belas menit ia telah sampai di rumah sahabatnya,Senja. Terlihat Senja yang sudah anggun berada di depan rumahnya.

   "Cepetan naik." Perintah Fajar dengan muka tegang.

   Tanpa ba-bi-bu lagi Senja dengan sigap menaiki motor besar milik Fajar. Membuat beberapa jarak dari tempat duduk Fajar lalu berpegangan dengan bagian belakang motor. Itu yang selalu Senja lakukan jika Fajar sedang terlihat marah.

   Lama sekali hening terjadi. Fajar yang fokus mengendarai motor dan Senja yang sibuk mengomel dalam hati.

   "Em,Fajar marah?" Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian ia menanyakannya pada Fajar.

   Fajar mengurangi kecepatan laju motornya. "Ngga gue ngga marah. Lain kali jangan kek gitu lagi."

   "Ngga marah kok ngomelin sih?" Balas Senja.

   "Bukan ngomelin,Ja. Gue ngasih tau lo. Paham?"

   Senja yang merasa terpojokkan hanya diam saja tanpa menanggapi. Ia membuat lebih banyak lagi jarak antara tempat duduknya dengan Fajar.

   Perjalanan menuju rumah Anne terasa lebih panjang untuk Senja. Padahal Anne adalah tetangga satu kompleknya.

   Setelah sampai di rumah mewah anne,mereka berdua turun dengan hening. Saling membuang muka dan canggung.

   "Wah ini nih pasangan serasi. Jalan bareng,makan bareng,telat-pun bareng. Lama-lama gue ikut stres tau ngga." Omel Lixa pada Fajar dan Senja yang baru masuk ke rumah Anne.

   "Yaelah,Lix. Yang telat kan mereka berdua,kenapa lo yang susah?" Balas Chandra menimpali tak ingin kalah.

   Lixa segera menimpuk wajah Chandra.

   Terlihat ibu Anne turun dari tangga. Mereka semua segera menghentikan aktifitas nya dan bersalaman pada ibu Anne.

   "Wah Senja ikut juga ya?" Sapa Ibu Anne pada Senja ketika bersalaman dengannya.

   "Iya Tante Eden. Emang sekelompok kok."

   "Oh gitu. Yaudah yuk kita ke cafe nya tante sekarang. Keburu banyak pelanggannya." Ajak Tante Eden,orang Belanda asli.

   Jarak rumah Anne dan cafe ibunya tak cukup jauh.

   Akhirnya mereka-pun sampai di cafe yang bernuansa eropa. Benar-benar anggun.

   "Anne,siapin minuman buat temen-temen kamu gih." Perintah Tante Eden setelah mereka semua duduk.

   Tanpa disuruh pun sudah pasti Anne membuatkan minuman untuk teman-temannya.

   "Tau nggak,dulu gue sama bokap sering banget kesini." Ujar Fajar pada Senja,mencoba mendamaikan suasana antara mereka berdua.

   "Oh ya? Berarti bokap lo cofeeholic banget dong?"

Aku Jarak dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang