Benih Waktu

140 19 0
                                    

    "Ren,gawat!Gawat!Gawat banget!" Terlihat Gebi sedang berlari dari arah kantin. Dan bergabung dengan kedua sahabatnya.

   "Paan sih Geb? Berisik amat deh lo." Karen yang merasa badannya tertimpa sesuatu yang besar,segera menggeser posisi duduknya.

   "Iya nih. Bocah tengil main senggol-senggol aja deh." Sambung Nina membenarkan. Kini Gebi ada di tengah-tengah mereka.

    "Kalian tau nggak,si Senja pacarnya siapa?" Gebi lantas menjelaskan kedatangannya.

    "Pacar? Dia kan deketnya sama Fajar." Balas Nina turut kaget.

    "Dia pacarnya Andrean. Sekretaris OSIS yang killer abis." Jawab Gebi.

    "Astaganaga! Demi apa?! Si Senja yang gitu amat pacaran ama Andrean?!"

    Gebi mendorong Nina yang terlalu berlebihan menanggapi.

   Di lain sisi,Karen hanya tersenyum licik. Tak menanggapi apa yang dibicarakan sahabatnya yang lain.

   "Tunggu-tunggu,trus gimana kalo Andrean tau masalah kita sama Senja?" Ujar Nina.

   "Yaelah bocah. Daritadi gue udah ngomong,elo-nya sih salah maksud." Balas Gebi sembari mencubit pinggul ramping Nina.

   Nina menjerit kesakitan. Membuat semua orang melihat mereka.

   "Gimana dong,Ren?" Kini Gebi memusatkan perhatiannya pada Karen yang sejak tadi hanya terdiam.

    Karen hanya mengedikkan bahunya sebentar lantas beranjak pergi dengan senyuman licik.

    Nina dan Gebi yang tak paham segera mengikuti cewek itu tanpa peduli apapun.

    Sementara itu,di lapangan belakang sekolah terjadi percakapan antara dua lelaki.

   "Lo tau darimana kalo Senja dikurung disini,Vino?" Tanya Fajar pada lelaki yang ia panggil Vino tersebut.

    "Gue ada di dalem gudang ketika mereka masuk. Waktu itu gue lagi beresin alat olahraga." Jelas Vino.

    "Trus abis Nina sama Gebi pergi,Senja ngapain?" Fajar mencecar Vino dengan banyak pertanyaan.

   "Dia pingsan abis si Gebi dorong dia ke lantai. Mungkin saking kerasnya,jadi dia pingsan."

   Fajar berdecak kesal.

   "Dan lo bawa Senja pulang?"

   Vino hanya mengangguk membenarkan.

   "Vino,kita harus laporin ini secepatnya."

   "Bentar,Jar." Vino lantas mengambil handphone di saku seragamnya.

   "Ini bisa jadi barang bukti."

   Vino menunjukkan sebuah video kepada Fajar.

   Yang tak lain lagi adalah video yang sempat Vino rekam saat kejadian terjadi.

   "Meskipun disitu gelap,beruntungnya gue masih bisa ngerekam tanpa Nina dan Gebi tahu." Jelas Vino.

   "Jadi secara ngga sengaja lo kekurung juga dong sama Senja?" Ucap Fajar setelah video tersebut berakhir.

   "Untung aja gue punya kuncinya." Jawab Vino jelas.

   "Dan lo bisa nebak siapa dalang dibalik semua ini?" Ucap Vino setelah terjadi hening begitu lama.

   "Hah? Siapa?"

   "Siapa lagi kalau bukan Karen. Mereka bertiga sering banget bikin ulah. Sayangnya ngga pernah ketahuan." Balas Vino dengan wajah yang agak geram.

Aku Jarak dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang