Hujan

220 24 10
                                    

   Matahari telah kembali ke peraduannya sejak tadi. Senja masih membereskan barang-barang yang berserakan.

   Ia terpikir untuk menelpon Fajar,mengabarinya kalau besok dia bisa pergi dengannya.

   "Jar,Andrean masi sibuk. Gue bisa jalan besok." Ucapnyasegera setelah Fajar mengangkat telpon.

   "Oke. Kok judes banget ngomongnya,napa lo?"

   "Lagi badmood sama Andrean. Coba deh,uda seminggu ini dia ngga pernah nelpon gue.

    Sekalipun nelpon pun kabar buruk. Sekarang dia sibuknya sama temen-temennya dia,jadi ngga ada waktu buat gue. Sebel deh." Senja menggerutu panjang.

   "Emang lo tau apa yang dilakuin dia sama temen-temennya? Kali aja dia ngerjain urusan pemerintahan." Jawab Fajar.

   Senja tertawa sejenak sebelum menjawab.

   "Ya ngga gitu juga kali,Jar."

   "Jangan ngeluh terus deh. Nanti hidup lo jadi suram. Mau lo punya hidup yang merana?"

   "Ya nggak lah. Abis gue capek sih diginiin terus."

   "Yaudah jalanin aja dulu. Lo kan ngga akan tau kedepannya gimana. Siapa tau dia lagi nyiapin sesuatu buat lo." Tukasnya panjang lebar,sangat bijak.

   "Ngga mungkin."

   "Eh,besok mau gue jemput jam berapa?" Fajar mengalihkan pembicaraan,ia tak suka jika Senja sedang murung.

   "Terserah lo aja,kan lo yang jemput. Tuan putri mah selalu siap kapanpun."

    "Yeee tuan putri dari Ciliwung? Kemarin aja waktu gue jemput sekolah lo masih tidur."

   "Ya itu kan lo ngga bilang sebelumnya."

   "Ngeles aja deh." Fajar tertawa. Dia memiliki deep voice, yang membuat siapapun suka dengan suara tawanya.

   Fajar dan Senja menghabiskan malam dengan saling bertukar cerita.  Fajar lebih banyak membuat Senja tertawa melupakan Andrean.

   Pagi ini Senja sudah bersiap-siap. Tinggal menunggu Fajar menjemputnya.

   "Doi udah dateng tuh!" Luke berteriak dari depan pintu.

   Dengan segera Senja menuju ke teras depan. Ia melihat Luke yang sedang bercengkrama dengan Fajar.

   "Adek lo keliatan cantik banget bang hari ini." Celoteh Fajar yang berhasil membuat Senja tersipu malu karenanya.

   "Yaiyalah. Siapa dulu abangnya." Jawab Luke.

   "Ih,apa hubungannya,bang?" Ucap Senja,ikut berbaur dengan kedua lelaki itu.

   "Ngga ada. Udah sana nge date. Eh Ja,nanti bawain gue oleh-oleh bulan madu kalian ya."

    Senja mencubit bahu kakaknya,lalu segera berpamitan.

   Senja naik ke mobil Fajar. Terasa agak canggung karena ini pertama kalinya mereka pergi menggunakan mobil.

   Senja pun menghidupkan musik untuk menghilangkan atmosfer canggung di sekitar mereka.

   Seperti biasa,ia memutar lagu kesukaan mereka berdua. Teman bahagia.

   Mereka berdua bersenandung ria sepanjang perjalanan.

   "Btw kita mau kemana nih Jar?" Tanya Senja.

   "Udah deh ngikut aja,kan yang ngajak jalan gue."

   Senja hanya mengendus kesal dan kembali menyanyi.

Aku Jarak dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang