Mentari pagi ini berhasil membuat Senja kesal dibuatnya. Bagaimana tidak,semalam ia mendapat bagian tidur di sebelah pintu tenda. Dingin pula.
"Bangun! Bangun! Uda kayak kebo aja lo,Ja" Suara lantang El meneriaki Senja.
Senja hanya menyumpal telinganya dan melanjutkan tidur cantiknya.
"Emang kebo deh kayaknya,El." Lixa menimpali.
"Senja Marianne!! Udah jam delapan,lo mau jadi kebo beneran?! Bangun doang susah amat kayak mau disuruh boker aja." Kini giliran Anne yang menyemprot Senja dengan suara serak basahnya.
"Iya iya gue bangun. Itu mulut apa comberan sih." Senja kini mengambil handuknya dan melenggang pergi ke kamar mandi.
5 menit.
10 menit.
30 menit.
Senja telah selesai melakukan aktivitas terlama dalam hidupnya.
"Dingin banget gila." Senja kini berada di dekat danau yang ia kunjungi semalam.
Semakin terlihat menawan karena mentari menyinarinya dengan elok.
Anne is calling
"Ja lama amat mandinya. Cepetan balik,jangan keluyuran. Ntar ngilang lagi,panjang urusannya."
"Ini juga mau balik kok." Senja segera menutup telepon.
Mungkin danau adalah tempat favoritnya untuk saat ini. Ia segera berbalik pergi menuju tendanya.
Dari kejauhan Senja dapat melihat sosok figur tinggi yang tak lain adalah Fajar. Tanpa perintah,ia refleks menghampiri lelaki itu.
"Pagi bang Fajar,udah seger aja nih mukanya." Celetuk Senja.
"Abang abang,emang gue abang lo." Ucap Fajar sembari mencubit pipi Senja.
"Eh ada mie tuh." Senja mengambil satu cup mie instan di tangan Fajar.
Namun sebelum Senja sempat meraihnya,
"Fajar,mana mie nya?"
Zea datang. Lantas Fajar memberikan mie itu padanya.
Senja segera menarik kembali tangannya yang sempat terjulur. Senja kini salah tingkah.
"Hai,Ja. Udah mandi lo?" Tany Zea.
Senja hanya mengangguk. Ditambah dengan senyum simpulnya.
Entah kenapa Senja tak pernah merasa nyaman berada di dekat Zea. Apalagi jika ia harus berbicara dengannya. Atmosfer di sekitar Senja akan berubah jadi dingin jika ia bersama Zea.
Rasanya aneh sekali ketiga mereka bertiga tidak sengaja "berkumpul" seperti ini.
"Lo mau mie juga?" Pertanyaan Fajar barusan memecahkan lamunan Senja.
"Nggak u-"
Suara cacing lapar di perut Senja merengek. Keras sekali.
Zea dan Fajar sontak tertawa.
Tanpa bertanya lagi Fajar menuju cafetaria untuk membeli mie.
Mampus gue,berduaan lagi sama Zea,batin Senja dalam hati.
Hening sekali. Hingga Zea memulai percakapan.
"Jadi lo udah sahabatan sama Fajar sejak kapan?" Tanya Zea.
"Mm seinget gue sih pas pertama kali kita ketemu di sekolah. Waktu ospek kalo nggak salah." Jawab Senja.
"Tau tau kita udah sahabatan." Senja meneruskan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Jarak dan Dia
Ficção Adolescente#7-pupus #1-novel 2018 "Jarak antara kita adalah masa lalu. Dan tabungan untuk bertemu adalah cinta." Mengisahkan tentang Senja,gadis labil yang sedang mencari jati dirinya dan mengisi kekosongan hatinya. Ada pula Fajar,yang selalu...