Kakak Kelas

161 15 1
                                    

"Lagi apa,Ja?" Terdengar suara Vino lewat via telepon yang sedang di genggam Senja.

"Lagi napas kak. Ya ngga lah lagi ngerjain sesuatu." Seperti biasa,ia mencoba melucu mencairkan suasana.

"Lo besok ada acara ngga abis pulang sekolah?"

"Ngga ada deh kayaknya. Kenapa emang?" Tanya Senja.

"Gue mau ajak lo makan. Gimana?"

"Okelah gue mau. Lagian besok Andrean juga masi ngurusin classmeting sebelum liburan." Jawab Senja terdengar agak kesal.

"Sabar ya punya cowok sibuk."

Beberapa percakapan ringan lagi kemudian mereka mengakhiri telepon malam itu.

Mungkin itu tak berarti apapun pada Senja. Namun di lain sisi,Vino seakan memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengannya.

Setelah mengerjakan tugas akhir semester,ia pun terlelap di atas kasur maroon kesayangannya. Dan tentu saja,dengan buku yang masih berserakan di sekitarnya.

♤♤♤♤♤

Pagi ini Senja kaget bukan main. Ia sangat terkejut ketika yang menjemputnya sekolah adalah Vino. Padahal Vino tidak mengatakan apapun tentang ini.

Dengan langkah canggung ia segera menuju ke motor besar milik Vino. Hampir sama seperti milik Andrean.

"Kok ngga bilang-bilang sih kalo mau jemput?" Tanyanya kemudian.

"Kan biar surprise. Lagian gue kasian sih sama lo. Punya pacar serasa masih jomblo aja." Jawab Vino mencoba bergurau ringan.

Senja hanya tersenyum tipis sebentar.

"Oiya,si Fajar kemana?"

"Dia mah urusan gampang." Jawab Vino enteng.

"Udahlah cepetan naik. Keburu telat tau ngga." Sambung Vino sambil menggandeng tangan Senja naik ke motornya.

Senja hanya terdiam dan mengikuti permintaan Vino.

"Pegangan,Ja." Kali ini Vino menarik tangan Senja lembut dan melingkarkan di pinggangnya.

Sejauh ini yang Senja tau bahwa Vino adalah kakak kelas yang baik. Tapi ia agak tak suka dengan cara Vino memperlakukan dirinya.

Tapi tak apa,lagipula Vino sendiri sudah kenal dekat dengan Andrean. Karena mereka adalah rekan satu OSIS.

Tak ada percakapan sama sekali sepanjang perjalanan menuju sekolah. Hanya suara desiran angin yang berhembus anggun menemani mereka.

"Makasih kak. Gue bisa jalan dari sini kok,ngga enak diliatin guru." Setelah merapikan rambutnya,Senja segera turun dari motor Vino dan menuju ke gerbang sekolah.

Kebetulan ia bertemu dengan sahabatnya,Fajar.

"Heh tuyul! Lo kemana aja? Kok malah Kak Vino yang jemput gue?" Senja menghampiri Fajar sembari menepuk keras pundaknya.

"Sans dong naboknya. Sakit tau." Fajar mengaduh kesakitan.

Senja pun tertawa lepas melihat sahabatnya ini kesakitan.

"Hm-anu,gue-tadi-mmhh-ban gue bocor! Iya bocor!" Jawab Fajar.

"Ya biasa aja dong jawabnya. Ngga usah terlalu semangat gitu." Balas Senja kemudian meniup telinganya.

"Oiya,liburan nanti mau kemana nih?" Kali ini Fajar mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Ntah,gue belum rencanain sih." Jawab Senja.

Aku Jarak dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang