Obliged - 01 -

7.5K 538 15
                                    

(Tidak untuk anak dibawah umur !!)

•´•´•´•´•

Tidur panjangku terganggu karena mentari pagi yang masuk melalui celah tirai gorden.

Hari sudah menjadi pagi lagi.

Mataku masih enggan terbuka.

Rasa lelah masih menghampiri tubuhku begitu juga dengan hatiku.

Entah sampai kapan kami akan terus begini.

Kusingkirkan tangan kekar yang sejak semalam memeluk tubuhku erat.
Melepasnya dari atas perut rataku.

Tubuhku bergeser dan mencoba untuk terbangun dari zona nyamanku.
Menjauh darinya dengan hati-hati.
Aku hanya tak ingin membangunkan macan tidur yang sekarang terlihat jinak.

Bibirku menarik senyum namun hanya bisa tersenyum kecut setelahnya.

Aku melihat tubuhku yang polos.
Merutuki dia yang memberiku tanda tak beraturan disetiap sisi tubuhku.

Wanita lain mungkin akan menutupi semua tanda itu jika keluar rumah.
Tapi tidak denganku.

Aku mau kemana?

Tak ada yang bisa membuatku keluar dari sini.

Aku menatap kearahnya yang masih tertidur pulas.
Kuusap helai rambut hitamnya lalu menelusuri lekuk wajahnya.

Matanya mulai bergerak, tidurnya terganggu karena ulahku.
Perlahan kedua onyx itu terbuka menampakkan wajah sendunya.

Tangannya dengan cepat menarik diriku, hingga aku kembali terbaring disampingnya. Ia menghadapkan tubuhku padanya. Kami saling menatap.

"mau kemana?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Aku tersenyum sebelum akhirnya menanggapi pertanyaan yang hampir setiap pagi kudengar.

"Membersihkan diri lalu menyiapkan sarapan untukmu"

Kulihat ia tersenyum lalu merapatkan tubuhnya padaku.
Hingga aku bisa merasakan tubuh bagian intim kami bersentuhan.

"nanti saja..hari ini aku ingin mengambil libur satu hari" katanya membuatku mendongak menatap wajahnya.

Ia mengelus wajah sampingku.
Lalu mendekatkan bibirnya padaku dan mengecup bibirku pelan.

"Aku ingin .."

Mataku membulat dan sejujurnya aku sudah tak terkejut lagi.

"Tidak.. aku masih lelah.."sahutku membuatnya melepas pelukan erat itu dan berpindah ke atas tubuhku. Mengukung tubuhku.

"Besok.." ucapannya tertahan.
Ia menatap lekat kedua manik mataku.

"Aku akan ke LA.."lanjutnya dengan pandangan sendu.
Membuatku ikut menatapnya
dengan pandangan yang sama.

"Produser memintaku untuk syuting video clip disana"ucapnya dengan nada kesal.

"Tidak apa-apa" kataku mencoba untuk menenangkannya.

"Biarkan aku menyentuhmu lagi.." katanya, menyatukan kedua kening kami.

Aku dengan cepat memeluknya lehernya. Membuat wajahnya tenggelam dalam ceruk leherku.

"berapa lama?" tanyaku sedikit lirih.

"lima hari.." jawabnya sambil mengecup ceruk leherku.

"Ijinkan aku keluar, paling tidak menemui Appaku" kataku membuatnya terdiam dan balas memelukku dengan erat.

OBLIGED ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang