•´•´•´•´•
Hujan tiba-tiba saja turun, rupanya langit sedang tak berpihak padanya. Bajunya hampir saja basah kuyup jika dia tidak cepat bergegas dari sana. Tangannya dengan cepat menyalakan water dispenser begitu dia sampai di toko bunga, agar bisa mendapatkan air panas lebih cepat tanpa perlu memasaknya. Jantungnya berdegup kencang tak karuan, saat dirinya mendengar suara petir yang tiba-tiba menyambar. Walau begitu, dia tetap cekatan membuatkan dua teh hangat untuk dirinya dan satu lagi untuk tamunya.
Mungkin hari ini adalah hari yang sial baginya, dia tak menyangka akan bertemu lagi dengan orang suruhan Jimin. Pria yang dulu selalu membantunya jika dirinya ingin kesuatu tempat. Dan sekarang dia sudah tak heran lagi, jika Daniel menemukan dirinya. Walau kau sudah bersikeras bersembunyi pun, tidak ada tempat persembunyian yang paling aman di dunia ini. Sebagai buktinya jika kau saja masih ketahuan.
"Noona, apa kabar?" Suara pria itu memulai percakapan begitu dia menyuguhkan dua minuman sejenis di meja yang memang tersedia di dalam toko, Daniel bertanya sambil tersenyum lebar seolah dia baru saja bertemu kembali dengan keluarganya setelah sekian lama.
"Seperti yang kau lihat.." jawab Seulgi sambil menyesap sedikit teh hangatnya itu.
"Yang kulihat Noona sedang tidak baik-baik saja.." balas Daniel seakan tahu isi hati Seulgi.
Seulgi hanya tersenyum tipis menanggapinya, lalu pandangan beralih pada jatuhnya air hujan yang bisa dia lihat dari dalam toko.
"Bagaimana kabarnya?" tanya Seulgi tanpa melihat kearah pria yang bernama Daniel tersebut.
"Siapa? Tuan Park?" Daniel balik bertanya walau dia jelas tahu siapa yang Seulgi maksud.
"ya, dia.." Seulgi bergumam pelan, meski Daniel masih bisa mendengarnya. Pria itu tersenyum melihat kearah Seulgi yang sedang menyembunyikan kesedihannya.
"Noona.." panggil Daniel sambil menatapnya sendu, membuat Seulgi terpaksa menoleh kearahnya. Dia menunggu Daniel berucap sesuatu.
Daniel menaruh kedua tangannya pada meja dihadapannya kemudian melipatnya layaknya anak TK yang sedang mengikuti pelajaran. Dan ini adalah salah satu ciri khas Daniel jika sedang duduk ditempat yang terdapat meja didepannya.
"Jika kuberi tahu kondisi Tuan, apa Noona akan kembali?" tanyanya serius.
Entah kenapa, Seulgi merasa jika dia tak seharusnya menanyakan keadaan pria itu. Padahal dia sedang tak ingin mengungkitnya. Dia tak mau mengingat hal tentang pria itu. Tapi pikiran dan hatinya tak sejalan. Mulutnya tidak bisa bekerja sama dengan pikirannya.
"Aku menyukai tempat ini, dan seharusnya dia sudah bahagia.." kata Seulgi sambil berusaha tersenyum, walau masih saja terlihat kaku.
"Jika keadaan Tuan malah sebaliknya, bagaimana?"
"Jika dia hampir menjadi gila memikirkan Noona, bagaimana?"
"Jika dia hampir pernah bunuh diri, bagaima-.."
"Stop Daniel !"Seru Seulgi yang tak tahan jika harus membayangkan itu semua. Rasanya sakit memikirkan hal itu. Dia tak percaya dengan semua yang Daniel katakan.
"Jangan menyuruhku untuk membayangkan keadaannya.." lirih Seulgi sambil dengan sengaja meremat cangkir teh yang sejak tadi dia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIGED ☑
Random[Complete] [Rate : M] -VSEULMIN- [DO NOT REMAKE !] ______________ Kau tahu? Hubungan ini tak jauh beda dengan pelayan dan majikan. Bebaskan aku.. Aku tulus mencintaimu , tapi.. Aku tak ingin selamanya terikat.. -Kang Seulgi ______________ Kumohon ja...