•´•´•´•´•
Aku terus merenungkan nasibku yang terus saja seperti ini. Bangun, mandi, membuat sarapan, membersihkan apartemen, menonton tv, makan dan tidur lagi. Jika begini terus kapan kehidupanku akan berkembang ?
"Seulgi-ah .." panggilnya saat aku sedang menyesap teh manis yang baru saja kubuat. Kuduga ia baru bangun tidur dan langsung mencariku.
Aku tak menyahutnya, menunggunya agar ia sendiri yang menghampiriku.
"Kau disini rupanya.." katanya sambil tersenyum menghampiriku yang sedang berdiri di balkon.
"Tehnya masih panas!"seruku saat ia hendak memelukku dari belakang, aku hanya tak ingin ia menjadi konyol hanya karena tersiram teh panas yang sedang kupegang.
"ah, hampir saja.." ucapnya, lalu mengambil cangkir teh yang kubuat. Menghirup aromanya kemudian mencicipinya sedikit.
"mau kubuatkan?" tanyaku saat ia rupanya begitu menikmati teh yang seharusnya menjadi milikku.
Ia melirik kearahku.
"tidak perlu, rasanya akan lain jika kau membuatnya dengan yang baru.."ungkapnya membuatku menatapnya heran.
"Tapi, itu punyaku.." seruku cemberut, mencoba mengambil cangkir darinya.
"hati-hati panas.." katanya saat aku menarik paksa gagang cangkir ditangannya.
Membuatnya dengan terpaksa memberikannya padaku."Apa kau sudah bertemu Appamu? bagaimana kabarnya ?"tanyanya tiba-tiba.
Aku melirik kearahnya dan menghembuskan nafas pelan sebelum akhirnya menatapnya sendu.
Aku menggeleng.
"Kuharap keluarga si pendonor jantung itu bisa lebih cepat.." ujarku, membuat Jimin mengusap puncak kepalaku dengan lembut.
"maaf.." ucapnya membuatku menatap kedua matanya yang sedang menatapku.
"Aku sudah berjanji padamu.. tapi aku kira keluarga pendonor akan setuju lebih cepat.. ternyata mereka masih mempertimbangkannya.. maaf Seul-.."
Grepp
Aku memeluknya setelah sebelumnya menaruh cangkir teh pada meja yang terdapat di balkon.
"tidak.. kau sudah berusaha membantuku.."ucapku, aku cukup kecewa jika pada kenyataannya Ayahku belum bisa mendapat pendonor jantung dalam waktu dekat ini.
Tapi mau bagaimana lagi.
Jika kau belum beruntung, maka cobalah lain kali.
"Sebagai permintaan maafku.. aku ingin mengajakmu makan siang diluar.." katanya, membuatku dengan cepat mendongakkan wajahku kearahnya.
Dan aku mengangguk dengan senang.
Rasanya seperti baru saja ada kembang api yang meledak dalam diriku.
•´•´•´•´•
Jimin membawaku ke sebuah restoran mahal. Padahal aku sudah bersikeras menolak tapi pria itu sangat ingin mengajakku kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIGED ☑
Random[Complete] [Rate : M] -VSEULMIN- [DO NOT REMAKE !] ______________ Kau tahu? Hubungan ini tak jauh beda dengan pelayan dan majikan. Bebaskan aku.. Aku tulus mencintaimu , tapi.. Aku tak ingin selamanya terikat.. -Kang Seulgi ______________ Kumohon ja...