Obliged - 28 -

2.5K 395 79
                                    

•´•´•´•´•

Malam itu adalah malam terakhir Seulgi melihat Jimin. Setelah seseorang datang dengan ancaman yang tak mampu membuatnya terus bertahan. Tadinya wanita itu akan tetap berada bersamanya, karena memang pria itu yang memintanya. Dia mencoba bertahan. Dia mencoba melawan. Seulgi bertekad mengambil semua miliknya, Park Jimin adalah miliknya. Dia tidak boleh menyerahkan pria itu pada wanita lain. Namun semua itu sirna. Dia tidak dapat mengelak lagi, seakan sudah telak dengan kekalahan.

Hujan turun dengan gemuruh, membuat suasana apartemen menjadi mencekam. Seulgi takut petir dan Jimin tahu itu. Tapi, disaat seperti ini dia tak bisa terus mengharapkan pria itu. Jimin mungkin saja masih sibuk syuting. Dia tak boleh bergantung padanya. Dia harus bisa melawan rasa takutnya.

Suara bel apartemen berbunyi, menandakan bahwa ada tamu diluar sana. Sekelebat dipikiran Seulgi, entah mungkin itu Jimin atau Ibunya. Tapi dia pikir itu tidak mungkin, mereka sudah tahu digit nomor rahasia apartemen milik Jimin.

Dengan langkah gugup Seulgi memberanikan diri berjalan menggapai pintu, jujur saja dia takut. Belum lagi kondisinya yang tengah hamil membuatnya harus waspada.

Seulgi membuka pintunya setelah satu tarikan nafas yang membuatnya sedikit tenang. Dilihatnya punggung seorang pria yang tidak dia ketahui siapa sedang memunggungi dirinya. Tadinya dia mengira itu Daniel, namun Daniel tak mungkin memiliki rambut putih ber-uban.

"Maaf, anda siapa?"tanya Seulgi sedikit takut. Takut jika pria itu menyakiti dirinya.

Pria itu berbalik dan terpampanglah wajah yang sedikit keriput dan terlihat tua. Namun, masih terlihat segar, gagah dan tegas.

Seulgi bertanya-tanya dalam hati, tentang siapa pria dihadapannya ini. Dia tidak tahu, karena pria paruh baya itu hanya diam sambil mengamati dirinya.

"Tidak sopan, menanyakan itu tanpa menyuruhku masuk" jawabnya yang tanpa permisi masuk begitu saja kedalam. Seulgi sedikit panik saat pria itu seperti mencari-cari sesuatu.

"Dimana dia?"

Dia? Dia siapa? tanya Seulgi dalam hati. Siapa yang pria itu cari?
Ataukah Jimin? Ada hubungan apa dia dengan Jimin?

"Si-siapa yang anda maksud?" Seulgi bertanya dengan hati-hati.

"Siapa?"

"Kau tinggal dengan anakku dan kau tidak tahu siapa namanya?" balas pria itu mengerutkan dahinya menatap Seulgi sinis.

Anak? Apa dia Ayah Jimin? Kenapa dia datang kemari? Apa dia ingin memastikan Jimin sudah setuju dengan pernikahan itu?

"Bukan itu maksud saya. Saya kira-.."

"Apa kau senang sudah memanfaatkan anakku?"

Senang? Memanfaatkan? Memanfaatkan bagaimana maksudnya? Seulgi tidak mengerti. Apa sebenarnya tujuan pria itu kemari? Kenapa dia memojokkan Seulgi seperti itu?

"Maaf, Tuan. Saya benar-benar tidak tahu maksud anda-.."

"Tinggalkan Jimin" potongnya cepat, Seulgi tak menyangka jika pria itu akan menyuruhnya meninggalkan Jimin.

OBLIGED ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang