Obliged - 33 -

2.5K 280 39
                                    

•´•´•´•´•
All Flashback
•´•´•´•´•

Aku memang mencintaimu, tapi masih ada seseorang yang lebih baik menggantikan rasaku padamu. Karena kutahu seberapa keras ku mencoba hatimu tetap miliknya.

•´•´•´•´•

Hari itu adalah hari jadian kami yang ke 3 tahun. Segerombolan tawa menyertai kami berdua. Kang Seulgi dan Kim Taehyung. Dibawah pohon musim gugur kami selalu berjanji. Janji yang selalu sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan selalu menjadi ucapan yang wajib saat kami merayakannya.

Berjanji akan selalu bersama dalam waktu yang lama. Tidak boleh ada yang mengkhianati. Namun, siapa yang tahu nanti dimasa depannya? di balik senyum kotak pria itu, menyimpan sejuta teka teki yang menggantung dipikiran Seulgi.

Apa Taehyung sungguh bahagia bersamanya?

Ataukah Taehyung mencintainya?

Sekelebat pikiran menakutkan terlintas dalam otak Seulgi. Takut Taehyung bermain dibelakangnya. Takut pria itu meninggalkan dirinya.

Dia menghapus pikiran-pikiran negatif itu, Taehyung tidak mungkin mengkhianati dirinya. Seulgi percaya padanya.

Dia sudah berjanji.

Mungkin pada dasarnya Seulgi adalah orang yang pendiam dan penyabar, atau lebih tepatnya bodoh.

Malam dimana dia mendapat panggilan dari tetangganya bahwa Ayahnya tiba-tiba pingsan dan dibawa kerumah sakit. Penyakit jantung pria paruh baya itu kambuh.

Saat itu Seulgi masih berkutat di depan meja kasir. Melayani pembeli yang hendak membayar barang belanjaannya. Hatinya resah, bahkan dia menjadi tak tenang. Hati kecilnya menangis saat dia belum diijinkan untuk pulang. Dia merutuki jam kerjanya yang tak kunjung usai.

"Apa kau sedang dalam masalah?"

"Apa kau baik-baik saja?"

Seorang pria dengan topi hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, mencoba menyadarkannya dari rasa gelisah. Sungguh, rasanya Seulgi ingin menangis saat ini juga.
Yang dilakukannya hanya mengangguk, dengan rasa cemas yang semakin menjadi.

"Apa kau sedang sakit?" tanya pria itu lagi setelah membayar minuman soda yang tadi dia ambil.

"Aku baik-baik saja...tapi Appaku-.."

Seulgi menangis sekarang, bahkan dia sudah tak peduli lagi menangis dihadapan sang pembeli. Yang dipikirkannya sekarang adalah Ayahnya. Bagaimana gadis itu bisa pulang dan melewati sif malamnya dengan cepat.

"Pulanglah.." ujar lelaki misterius itu.

Seulgi menggelengkan kepalanya, dia ingin sekali pulang tapi tak bisa. Dia rasanya ingin marah karena harus tertahan disini.

"Wae?"

"Apa kau takut manajer akan memecatmu?"

Lagi, Seulgi hanya bisa mengangguk.

"Jam kerjaku belum usai, dan hanya aku sendirian.." ucap Seulgi dengan mata yang berkaca-kaca menatap pria misterius tadi.

"Bekerja ada batasnya, tapi disituasi sekarang ini Appamu lebih penting.. Apa kau ingin menyesalinya? kehilangan Appamu tanpa kau temui lebih dulu?"

Perkataan pria barusan membuat Seulgi bergeming. Dia membenarkan ucapan pria itu.

"Apa yang harus kulakukan? aku tak mungkin meninggalkan toko ini.." ucap Seulgi sambil melihat kesekitaran dalam toko.

OBLIGED ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang