07 : Berkunjung

1.3K 440 115
                                    

Suka bertemu lalu
berujung pada rindu.

Never And Ever
Diam-diam kubawa satu Fourtwnty

☪☪

11:35 PM

Ariel duduk di samping gadis itu yang sedang tertidur pulas karena pengaruh oleh obatnya. Alisha terlihat tenang ketika memejamkan mata dan salah satu tangan Alisha sudah direngkuh oleh Ariel mendekati pipinya. Ariel sangat sedih ketika saudara kembarnya selalu terjadi sesuatu atau terluka.

"Ariel,"

Mendengar suaranya, Ariel langsung sigap menanti sebuah ucapan yang tidak pernah Alisha utarakan. Ini baru pertama kali Ariel mendengar panggilan namanya disebut oleh Alisha. Sudah lama Ariel merindukan suara Alisha dan mungkin Alisha mulai perlahan sadar bahwa kenyataan memang harus diakui.

Ariel menoleh ke arah Alisha dan berucap, "Maafin gue Lis, seharusnya gue nggak ninggalin lo ke sekolah. Gue seharusnya jagain lo supaya lo nggak kenapa-napa." lirih Ariel sambil menangis.

Tangan kanan Alisha justru terangkat dan menggapai puncak kepala Ariel lalu mengusap dengan pelan-pelan. Ariel bisa merasakan itu lalu dia mendongak menatap nanar Alisha yang juga ikutan sedih.

"Aku yang harusnya minta maaf sama kamu,"

Ariel benar-benar tidak menyangka bahwa Alisha sudah bisa bicara lagi kepada Ariel. Wajah Ariel berubah menjadi bahagia dan tangisan yang keluar dari matanya sudah mulai berhenti karena mendengar suara Alisha.

Ariel bingung harus menjawab apa karena dia terlalu bahagia dan bingung pada Alisha.

"Selama ini aku udah repotin kamu sama Mama." Alisha berbicara lagi. Alisha menyeka air mata Ariel dan tersenyum manis. "Aku nggak bisa lihat kamu terus-terusan sedih mikirin kondisi aku." sambungnya lagi.

Ariel benar-benar menangis dan semakin menjadi sebuah tangisannya itu. Alisha terbangun dari tidurnya dan merengkuh tubuh Kakaknya itu.

Tak sampai beberapa menit, di luar kamar Alisha sudah ada yang memerhatikan dengan wajah sendunya. Renata menyeka air matanya sendiri ketika melihat kedua putrinya sudah kembali lagi.

"Kaki lo masih sakit?" tanya Ariel yang menyentuh kaki Alisha tertutup selimut.

"Masih."

"Mulai sekarang gue akan ada setiap lo butuhin, gue nggak mau lo kenapa-napa lagi, Lis." ungkap Ariel. "Gue akan lindungi lo dan lo nggak akan pernah ngerasa sendiri lagi."

"Tapi kamu harus sekolah jugakan? Kamu nggak boleh bolos sekolah terus cuma karena aku." balas Alisha.

"Sekolah dan lo lebih penting lo Alisha! Gue nggak mau kehilangan lo."

Alisha sungguh mengerti mengapa Ariel begitu memerhatikan dirinya. Alisha sangat beruntung karena yang paling peduli kepada dirinya adalah Ariel. Selama ini Ariel tidak pernah memprioritaskan kepentingan siapapun selain Alisha. Dia bahkan rela melakukan apa saja agar saudaranya itu bisa bahagia dan tidak terluka lagi.

Ting!

Ariel mencari ponselnya di dalam tas sekolah dan melihat satu pesan dari Mona.

Mona;
Alfa nyari Ariel,
Ariel dimana?"

Alisha menatap wajah Ariel yang terlihat gelisah saat tatapan matanya tidak biasa membaca sebuah pesan masuk itu. Lalu tiba-tiba mata Ariel melirik Alisha yang juga memerhatikan dirinya.

Never And EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang