19 : Harapan

999 282 47
                                    

Untuknya yang selalu memberikan harapan besar, tolong skip aku dari hatimu.

Never And Ever
Jikustik ⏯ Untuk Dikenang

☪☪

14:21 PM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14:21 PM

Hampir satu jam setengah Ariel menunggu Alfa untuk mengajarinya lagi. Ternyata nilai harian Ariel belum juga mencukupi kebutuhan untuk ujian sekolahnya itu. Berkali-kali Ariel mengubah posisinya yang bersandar di bangku sampai tiduran di atas meja hingga membiarkan kipas angin yang berputar di atasnya itu tepat mengenai kulitnya. Biasanya Ariel tidak pernah menunggu Alfa selama ini saat bimbingan belajar.

Tapi mengapa hari ini Alfa tidak kunjung datang? Apa mungkin dia lupa kalau hari ini jadwalnya bimbingan belajar bersama Ariel?

Ariel meletakkan ponselnya di atas meja, kipas angin yang berputar diatasnya tidak menyejukkan tubuhnya sama sekali. Kemudian Ariel berjalan keluar kelas dan melihat hanya ada beberapa orang disekitar sekolah yang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Jenuh, lelah dan lapar.

Tiga kata itu mewakili semuanya yang dirasakan oleh Ariel. Cewek berambut panjang itu kemudian menggerutu sendirian di dalam kelas dan melihat kedatangan seseorang dari luar kelasnya. Ariel memutar tubuhnya sambil melihat cowok bermata hazel tersebut. "Romeo? Lo ngapain ada di sini?" tanya Ariel.

"Gue mau ngobrolin sesuatu sama lo, El!" Romeo menarik tangan Ariel dan menuntunnya untuk duduk kembali di bangkunya.

"Mau ngobrolin apa, sih?"

Sambil menunggu cowok itu bercerita, Ariel mencari sesuatu di dalam tasnya. Sebuah kunciran yang terlihat berserakan di dalam kantung tasnya. Ariel mengambil salah satu kunciran yang berukuran minimalis kemudian menguncir rambutnya karena sedari tadi Ariel sudah kepanasan menggeraikan rambut panjangnya itu. Romeo terpanah melihat kecantikan sosok perempuan di hadapannya kini. Ariel terlihat cantik ketika rambutnya sudah dikuncir kuda. Senyum Romeo melebar dan membuat Ariel langsung menyadarinya.

"Rom!" Ariel memukul paha Romeo sampai terlonjak kaget. "Lo ngapain liatin gue kayak gitu?" tanya Ariel.

"Lo cantik, El!" ungkapnya.

"Hah?" Ariel tersipu malu dan langsung tersenyum sumringah mendengar pujian dari Romeo. "Lo apaan sih? Gue emang cantik dari dulu keles." seru Ariel.

Romeo ikut tertawa kecil mendengar ucapan Ariel. "Lo emang keliatan cantik aja gitu kalo rambutnya dikuncir, gue lebih suka aja." ucapnya.

"Gue itu kadang-kadang dikuncir kalo lagi gerah aja, tapi lebih enaknya digerai."

Romeo larut dalam pembahasan tentang rambut Ariel sampai dia lupa apa tujuannya bertemu dengan Ariel. Kemudian Romeo menatap mata Ariel dengan serius dan berusaha berbicara mengenai isi hatinya pada Ariel. Sesuatu yang konyol untuk Romeo menyatakan perasaannya dengan Ariel.

Never And EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang