08 : Cowok Aneh

1.3K 414 122
                                    

Awalnya main-main,
lalu jadi sayang bukan main.

Never And Ever
Katty Perry ⏯ The One That Got Away

☪☪

8:24 AM

Mona dan Sasa tertunduk diam melihat Ariel ada di depannya saat ini. Pandangan Ariel membuat Mona lebih ketakutan karena Ariel pasti sudah menahan amarahnya yang akan segera memuncak. Sasa meraih tangan Ariel ketika tangannya ingin menarik Mona.

"Bukan Mona, tapi gue!" ucap Sasa.

Ariel menepis tangan Sasa dengan cepat. "Sa? Seriously? Lo kasih tau alamat rumah gue sama cowok freak itu?" Ariel mendengus saat emosinya sudah menggebu-gebu.

"Gue minta maaf, Alfa maksa kita berdua!" jelas Sasa.

Ariel mengambil napas panjang dan melipat kedua tangannya di depan kedua sahabatnya itu. "Jadi kalian berdua takut sama cowok itu? Lo juga Sa! Masa lo takut sama cowok model Alfa begitu?" cecar Ariel yang menyepelekan semua itu.

Mungkin selama ini mereka tidak pernah melihat siapa Alfa itu. Ariel hanya memiliki keyakinan bahwa anak IPS adalah kumpulan orang-orang yang freak. Salah satunya seperti Alfa yang bisa jatuh cinta dan berpacaran pada siapapun.

"Pokoknya gue nggak mau tau! Kalo sampe kalian berdua kasih tau tentang yang lain soal gue ke cowok itu awas aja!" ancam Ariel yang terlanjur kesal.

"Ariel maafin Mona sama Sasa dong! Suwer deh, kita beneran nggak maksud bikin Ariel marah." rengek Mona.

Ariel melirik Mona dan masih mengerenyit kesal. "Kalian berdua gue maafin. Lagian mana bisa gue marah-marah kelamaan sama kalian." ujar Ariel.

Sasa tersenyum dan memeluk Ariel. "Senyumnya mana?"

Mona ikut memeluk Ariel dan memaksa sahabatnya itu untuk tersenyum manis.

☪☪

9:28 AM

"Ngapain gue kepikiran cewek itu lagi?!" Alfa mendengus. Berputar badan, Alfa melihat kedatangan Ariel yang membawa buku pelajarannya untuk bimbingan bersama Alfa. Kini Alfa sedang memeriksa semua tugas yang sudah Ariel kerjakan. Tapi tak beberapa lama Alfa mulai berpikir untuk merubah metodenya dalam membimbing Ariel.

"Gimana tugas yang gue kerjain? Bener semuanya, kan?"

Alfa terkekeh kecil mendengar cewek itu dengan bangganya berbicara. "Lo itu emang nggak bisa pahami apa yang gue ajarin, ya?" tanya Alfa.

"Maksud lo?"

Alfa memaparkan beberapa tugas yang Ariel kerjakan. Dengan jelas sekali Alfa memberikan nilai yang sangat buruk dibandingkan selama ini dia dapatkan.

"Kok hasilnya salah semua?" tanya Ariel.

"Lo nanya sama gue?" Alfa menaikkan satu alisnya. "Yang harusnya ditanyakan itu otak lo sendiri!" balas Alfa.

"Tapi gue kemarin ..." Ariel baru mengingat bahwa Romeo memang tidak sepintar Alfa. Ariel juga menyadari bahwa dia sudah salah meminta bantuan pada Romeo untuk mengerjakan semua tugasnya.

Sialan! batinnya.

"Lo jujur aja sama gue, dengan siapa lo minta bantuan kerjain tugas ini?" tanya Alfa.

Ariel diam membisu dan matanya bergerak ke lain arah dan tidak ingin menatap wajah Alfa. Kini Ariel tidak berani menjawabnya jika saja Ariel bisa mengerjakan soal itu pasti Ariel tidak akan meminta bantuan pada Romeo.

Never And EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang