17 : Perjuangan Yang Tertunda

1K 290 50
                                    

Mungkin kamu selalu buat nyaman,
tapi pemikiran kita yang berlawanan tentang masa depan.

Never And Ever
Sorry ⏯ Halsey

☪☪

9:50 AM

"Tuh, liat semua hasil nilai harian kamu di sekolah, kamu jadi naik terus nilainya dan juga bagus semua lagi." ujar Bu Siska.

Ariel hanya mengangguk untuk memahami apa yang Bu Siska katakan. Ariel tak mengambil pusing lagi untuk melawan ucapan guru bersanggul itu. Jika melawannya mungkin saja Ariel akan mendapatkan masalah besar.

"Nggak sia-siakan Ibu minta ajarin kamu sama murid kesayangan Ibu. Oh iya, terus gimana kamu sama Alfa?"

Beralih topik pembicaraan, Ariel bingung untuk menjawabnya. Justru Ariel kelabakan untuk menanggapi perkataan Bu Siska. "Hah? Gimana apanya, Bu? Orang saya sama dia nggak ada apa-apa kok." jawab Ariel.

Bu Siska berdecak kesal mendengar balasan Ariel. "Ya ampun Ariel! Maksudnya itu bagaimana Alfa ngajarin kamu? Kamu nggak bantah atau protes kan?"

Ariel terkekeh kecil. "Ooo ... kalo soal itu saya ..." Ariel mengingatnya kembali saat masa-masa awal bimbingan belajar dengan Alfa. "saya ..." Ariel kembali terdiam hingga akhirnya Bu Siska penasaran ingin mendengarnya.

"Saya apa?!" Bu Siska sedikit menyentak sambil menatap tajam ke arah Ariel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya apa?!" Bu Siska sedikit menyentak sambil menatap tajam ke arah Ariel.

"Kok Bu Siska jadi ngegas sih? Saya juga mau jawab tapi grogi." balas Ariel.

"Halah, bilang aja kamu itu naksir sama murid kesayangan Ibu, kan? Ya, kalo dipikir-pikir lagi kamu sama Alfa cocok kok!" Bu Siska tersenyum tipis lalu mengedipkan matanya sebelah pada Ariel. "Ayo ngaku aja! Kamu suka kan sama murid kesayangan Ibu?" tanya Bu Siska.

Ariel memutar bola matanya dengan malas ketika mendengarnya. "Udahlah, Bu! Saya nggak mau bahas itu. Jadi gimana nih? Saya masih harus bimbingan sama murid kesayangan Ibu atau selesai?" tanya Ariel.

"Masih, kamu harus bimbingan belajar sama Alfa sampai lulus sekolah!"

Ariel melotot tajam. "Hah?! Nggak salah, Bu? Itukan lama banget dan berbulan-bulan juga!"

"Kamu mau pinter nggak? Malah ngeluh lagi di kasih tau!" cibir Bu Siska.

"Iya-iya."

Ariel segera keluar dan menutup pintu ruangan guru itu kembali. Sekarang Ariel berjalan sendirian sambil berpikir dua kali bagaimana mungkin Ariel harus bersama dengan Alfa sampai lulus sekolah? Maksudnya bersama bimbingan belajar dengan Alfa. Selalu saja Ariel salah memikirkan semuanya itu. Langkahnya membawa Ariel memasuki ruangan musik dan melihat sosok lelaki sedang duduk memainkan pianonya dengan mahir.

Never And EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang