31 : Sementara Sendiri

910 234 85
                                    

Dan setelah dicintai sehebat itu, ia mampu mematahkan cintanya dengan cepat.

Never And Ever
Ku dengannya kau dengan dia Afgan

☪☪

8:12 AM

Tiga hari kemudian ...

Ariel tak punya suara ketika ada di dalam masalah pertikaian dengan lelaki itu. Sudah tiga hari Ariel ingin lari dari masalah hubungannya, dan sudah tiga hari juga Ariel tidak berkomunikasi dengan lelaki yang sempurna menyakitinya. Mengapa Ariel harus terulang lagi dengan kata luka? Apakah hatinya diciptakan hanya untuk disakiti saja? Atau hanya sekedar dipermainkan lalu tiba-tiba kembali normal?

Apa arti semua ini? Alfa datang dalam hidup Ariel dari keinginan hal lain. Sekarang telah terjadi ikatan aneh dari mereka berdua hingga tumbuh benih cinta namun terselip antara luka.

Ariel bukan orang yang hendak mengalah. Ia tak akan pernah kuat merasakan ini semua. Meski kedua sahabatnya itu siap mendengarkan keluhan, tangisan dan bahkan kesedihan yang tak ada habisnya. Dan Ariel seringkali mudah lelah. Harus menahan demi perasaan lukanya pada lelaki itu.

Usai kejadian pada malam itu, benak Ariel masih terbayang bagaimana sosok perempuan itu dengan mudah mendekati Alfa dan memeluk lalu menyelipkan ciuman manisnya di pipi Alfa. Pedih, perih dan lirih. Tiga kata itu sudah tergambar dalam hati Ariel. Kadangkala Ariel ingin marah pada dunia, kadangkala kemarahan itu tidak menyelesaikan apa-apa. Ariel hanya mendapatkan kesepian dari pelampiasan amarahnya sendiri.

Cemburu? Iya, Ariel wajar jika cemburu dan tidak ada elakan jika ia tidak cemburu pada perempuan itu. Yang paling tak Ariel mengerti, mengapa lelaki itu hanya diam saja? Kenapa dia hanya menikmati kerinduan perempuan itu padanya?

"Dengar aku! Kamu nggak perlu mikir aneh-aneh soal dia!" Alfa tetap bersikeras untuk menjelaskan apa yang telah terjadi di kedainya. Tapi Ariel hanya bisa menunjukkan rasa luka dan air mata yang jatuh spontan. Tangan Alfa memegangi kedua pergelangan Ariel agar tidak membiarkan kekasihnya itu pergi. "Dia hanya masa lalu aku, sekarang kamu yang ada di depan aku! Kenapa kamu ..." Alfa mengusap air mata itu. "Menangis bukanlah sesuatu yang tepat untuk kamu!" ucapnya.

"Kalau menangis bukan sesuatu yang tepat menurut kamu, kenapa kamu melukaiku? Kenapa kamu tega membiarkan dia kembali?"

"Dia datang dan aku sama sekali nggak tau semua ini!"

Namun Ariel bodoh untuk memahami semua ini. Ini terlalu rumit untuknya. Memiliki Alfa tidak semudah yang Ariel pikirkan. Setelah Alisha mengikhlaskan Alfa mengapa selalu ada orang yang ingin menghancurkan kepercayaan Ariel?

"Aku mohon, kamu jangan seperti ini!"

"Aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka ini. Lebih baik kita sendiri dulu."

Setelah tangis yang cukup menguras tenaga, Ariel mulai fokus pada mata pelajarannya. Ia berkali-kali membaca buku dan mengerjakan soal-soal yang ada di bukunya. Tetapi hari itu selalu mengganggu konsentrasinya. Berharap dan berdoa agar ia lupa pada hari itu dan setiap malam Ariel berharap ada keajaiban Tuhan bisa menyembuhkan luka ini dengan cepat. Ariel mengingat pertama kali bertemu dengan lelaki itu, sebuah drama yang ada di kelas IPS 2 dimana Ariel melihat lelaki itu telah ditampar keras oleh seorang perempuan.

Namun hari-hari itu berlalu seiring berjalannya waktu ketika Ariel dan Alfa menyetujui untuk bimbingan belajar. Pipinya tersipu sambil menatap Ariel tersenyum. Alfa penuh teka-teki, dan memuja Ariel dengan sepasang mata yang Ariel akhirnya cintai.

Never And EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang