29 : Firasat

938 221 46
                                    

Aku mengenalinya, orang yang pernah ada di hidupmu akan ku hargai kedatangannya.

Never And Ever
Berawal Dari Tatap ⏯ Yura Yunita

☪☪

10:37 AM

Perempuan itu dengan gelisah menanti sejak dua jam lalu. Ia tak kenal lelah ataupun gundah. Wajahnya dari tadi hanya melirik beberapa pengunjung yang bergonta-ganti masuk ke dalam Atraruss Bus. Di hadapannya sudah ada minuman yang hanya tinggal sisa sedikit. Mata perempuan itu menatap lurus ke depan, tepat ke meja kasir yang sedang sibuk mengurusi kembalian orang-orang yang sudah selesai makan.

Mas Eggi datang dan menawarkan berbagai makanan untuk perempuan itu pesan lagi. Siapa tahu bahwa perutnya sudah lapar karena ia hanya minum saja. "Monggo, dipilih-pilih dulu menunya. Siapa tau laper." tawar Mas Eggi sopan.

"Makasih, cuma saya nggak laper. Minum aja udah kenyang ini." balasnya santun.

Mas Eggi kembali mengambil menu makanan itu. "Kira-kira Mbak ini mau nunggu siapa toh, di sini? Kayaknya Mas Eggi perhatikan dari tadi keliatan gelisah gitu."

"Alfatra. Dia pemilik kedai kopi ini kan?"

Mas Eggi mengangguk semangat. "Iya bener! Kenapa sama Bro Alfa? Mbak kenal sama Bro Alfa?" tanya Mas Eggi makin banyak.

"Urusan pribadi kok."

"Oh, kebetulan Bro Alfa belum pulang dari sekolah. Nanti kalo ke sini biasanya dia sore. Jadi Mbak nya pulang dulu habis itu nanti sore ke sini lagi."

Mungkin memang benar bahwa Alfa hanya akan ke kedai ini nanti sore. Tidak ada salahnya juga jika ia segera pulang dan beristirahat untuk menenangkan pikirannya. Perempuan itu beranjak dan segera pergi dari tempat. Ia sudah membawa mobil sendiri dan langsung menuju apartemennya.

☪☪

11:39 PM

Kini Sasa mengusap rambut Mona yang baru saja diwarnai. Hanya warna cokelat untuk menghilangkan kebosanan yang rambutnya kepirangan. Mona hanya asik bercermin di kaca kecilnya dengan merapikan rambutnya.

"Gimana rambut baru Mona? Udah kece badai belum?" tanya Mona meminta pendapat.

"Udah, Mon." jawab Sasa singkat. "Nyet" lanjut batinnya.

Mona merengek-rengek tak yakin dengan jawaban Sasa. "Ihh ... Sasa pasti bohong kan? Pasti dalam hatinya bilang kalo rambut Mona ini lebay terus alay." gerutu Mona.

"Nah, itu lo tau sendiri."

Bayangan Ariel terlihat dari kaca Mona. Lirikan mata Mona langsung menoleh ke belakang melihat Ariel sedang duduk sambil tersenyum sendiri.

"Ariel? Senyum-senyum kayak gitu kenapa?" tanya Mona.

"Lagi bahagia." kata Ariel.

"Ciee, udah ada yang jadian nih." sindir Sasa sambil merias kukunya.

Ariel baru mengingatnya, "Eh iya, nanti malam kalian ikut gue yuk!" ucap Ariel.

"Ke mana?"

"Jangan ke Casablanca dong, Mona dilarang sama Nino buat ke sana." cemberut Mona.

"Kok bisa?" heran Ariel.

"Ini semua gara-gara Nino ngikutin prinsipnya Alfa! Jadi dia ngelarang Mona juga."

Never And EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang