13. Marah

5.5K 729 41
                                    

Seijuro sedang marah.

Aku tidak tahu-menahu apa masalah yang sedang ditanggung olehnya, namun sejak pulang dari kantor ia tak mau bicara sama sekali bahkan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya dan u know lah. Kencan sama laptop dan laporannya yang bejibun.

Kalau sudah begini aku hanya bisa memberinya semangat dengan membuatkan makanan kesukaannya, mengganti bunga di ruang kerjanya, menyiapkan kemejanya, dan beberapa hal kecil lainnya.

Tiga hari berlalu, Seijuro masih belum mau bicara. Aku sengaja menyiapkan teh herbal dan sup tofū untuk sarapan, Seijuro duduk dengan tenang di seberangku.

“(Name)”

Ini dia!

Ketika dia memanggil namaku, inilah saat-saat dimana kemarahannya mereda dan ia bisa berpikir jernih.

“Akhir pekan nanti, temani aku ke lapangan basket” pintanya.

Aku tidak mau langsung bertanya tentang masalahnya, biarkan saja dia sendiri yang bercerita. Pokok'e aku kudu sabar.

“Baiklah, lapangan basket yang biasa?” tanyaku

“Bukan, aku mau ke lapangan basket NBA. Amerika Serikat”

N B A ?

National Basketball Association???!!

hah?

“I-iya, tapi kenapa jauh sekali?” tanyaku.

AMERIKA SERIKAT WOYY... NGAPAIN KE SANA BERDUA ANJEER?!

“Aku mau balas dendam, kemarin teman-temanku kiseki-no-sedai tidak mengajakku main basket” runtuknya sambil mengerutkan kening.

O-oh...

“O-oke”

Dia masih marah rupanya.

.
.
凸(-_-)凸
.
.
.

Nikah? (Akashi Seijuro x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang