“PERGI!”
Malam itu, aku bertengkar hebat dengan Seijuro. Suaraku bergetar saat membentaknya dengan kata-kata itu.
“Baiklah” jawabnya.
Dadaku begitu sakit saat Seijuro memutuskan untuk menuruti kata-kataku. Mungkin aku akan menyesal seumur hidup karena hal ini.
Kutahan air mata yang nyaris jatuh.
“Biarkan aku mengambil yang kuperlukan, lalu aku akan pergi”
Seijuro tidak berekpresi. Ia juga sama kesalnya denganku, entah mengapa tiba-tiba aku membayangkan suamiku membawa surat cerai untuk kutandatangani.
Seijuro melangkah dari tempatnya, ia mengambil koper besar untuk diisinya dengan pakaian dan barang lain.
Dadaku kembali terasa nyeri ketika Seijuro menarik sebuah koper yang sudah terisi penuh, ia mendekatiku yang nyaris menangis.
“Aku pergi” ucapnya tanpa ekspresi.
Tangisku pecah, lalu aku mengangguk. Pikiranku begitu kacau, napasku sesak, dan aku sadar semuanya sudah terlambat.
Ini sudah berakhir.
.
.“SEI!!!!”
Aku berteriak nyaring saat tubuhku diangkat dan digendongnya di pundak seperti karung.
Seijuro berjalan keluar rumah bersamaku di pundaknya dan sebuah koper yang ditariknya.
“Aku butuh kamu, jadi aku harus membawamu” ucapnya santai.
Lalu kami berakhir liburan ke pulau pribadi.
.
.
.Wait!
Keknya ada yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah? (Akashi Seijuro x Reader) [END]
FanfictionBaginda Akashi Seijuro adalah suami hamba. . . . . . Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi