Special Part (2/2)

3.3K 393 128
                                    


Part ini mungkin sedikit serius
Ini bercerita tentang perjuangan persalinan istri Seijuro

Mungkin juga sedikit panjang dan membosankan, namun saya berikan sedikit ilmu di sini.

Enjoy!

Pagi itu aku merasa mulas, kupikir kontraksi palsu namun semakin siang semakin sakit dan teratur. Lantas aku merasa ‘ini saatnya’. Segera kupanggil suamiku, dia cepat sekali menggendongku ke dalam mobil lantas membawaku ke rumah sakit.

“Sejak kapan mulasnya?” seorang dokter wanita bertanya padaku yang sedang berbaring di ranjang.

“Jam 6 tadi, Dok” jawabku.

“Maju satu minggu dari hari perkiraan ya?”

Aku mengangguk sebagai jawaban lantas dokter wanita itu tersenyum.

Suamiku duduk dikursi sebelah ranjangku, dia sejak tadi menemaniku tanpa melepaskan genggaman tangan kami.

“Istri dan anak saya bagaimana, Dok?” tanya Seijuro tidak sabar.

“Biar saya periksa dulu ya”

Dokter itu melakukan periksa dalam, rasanya sakit dan mengejutkan.

“Masih pembukaan 3” ucap dokter tersebut.

Setelahnya, para perawat memasangkan infus di tanganku dan beberapa alat-alat yang cukup asing bagiku.

“Nyonya masih boleh berjalan-jalan di sekitar sini saja” ucap perawat sembari memasangkan plester tepat di atas tusukan infus.

“Boleh?” tanyaku memastikan.

“Iya boleh, cari posisi yang paling nyaman saja”

Memang benar aku masih bisa berjalan, namun sakitnya tidak membuatku terbiasa. Seijuro membantuku dan memegangku atau merangkulku dengan sangat lembut, dia sabar sekali meskipun aku seakan menyusahkan dia.

“Masih kuat, Sayang?”

Aku mengangguk lantas berjalan beberapa langkah lagi sebelum kembali ke ranjang. Seijuro tidak lupa pula memberikanku minum ataupun makan, dia menyuapiku dan mengusap ujung bibirku jika makanku tidak rapi.

“Makan yang banyak agar nanti kamu kuat, ya Sayang?”

“Um”

Beberapa kali dokter dan perawat datang padaku untuk memastikan keadaanku dan calon bayiku.

Mereka selalu tersenyum saat setelah melakukan pemeriksaan dan mengatakan “semuanya normal”.

Ada rasa lega tersendiri saat itu.

Lama sekali rasanya, aku meremas lengan Seijuro kuat-kuat karena menahan sakit. Suamiku hanya diam dan mengelus rambutku.

“Anak pertama memang sedikit lama, bisa 12 jam sampai pembukaan 10. Sabar ya...” dokter wanita itu tersenyum padaku.

“Ini sudah buka 7, ditunggu sebentar lagi ya” sambung dokter wanita itu.

Aku hampir menangis karena membayangkan menahan sakit selama 12 jam.

“Mungkin sekitar 2 jam lagi sudah pembukan 10” kata dokter itu seolah bisa membaca pikiranku.

Beberapa perawat mulai membawa alat-alat masuk ke dalam ruanganku.

“Oh, Akashi. Bagaimana?”

Tiba-tiba Dokter Shintaro membuka tirai yang mengelilingi ranjangku.

Nikah? (Akashi Seijuro x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang