84. Minggu (7)

2.5K 369 29
                                    

Seijuro sedang libur, sejak pagi ia membuatku seperti babu. Aku disuruh melakukan hal-hal sepele seperti mengambil pensil yang terjatuh tepat di sebelahnya atau ponsel yang jelas-jelas ada di saku kemejanya.

Kesal. Lalu kubanting pantatku di sofa meskipun suara Seijuro memanggil namaku terus menerus.

“Kenapa Kau tidak menjawabku?”

Kulirik dirinya yang bersedekap sambil menaikkan satu alisnya.

“Aku adalah boneka kayu” jawabku asal.

Seijuro mengeryit, kepala ia miringkan sedikit.

“Apa maksudmu?”

“Kau tidak bisa menyuruhku semaumu”

Ia terkekeh, kakinya melangkah mendekatiku. Kini ia menjulang di depanku, ia tundukkan pandangannya untuk menyejajariku.

Dengan telunjuk dan jempol, ia ambil daguku agar mendongak.

“Tapi aku bisa melakukan apapun padamu” ia menyeringai.

Ah?!

“HEI, DIAMLAH! BONEKA KAYU HARUSNYA TIDAK BERGERAK”

“MENJAUH DARIKU, SEI! AKU TIDAK MAU PINGGANGKU SAKIT LAGI!”

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nikah? (Akashi Seijuro x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang