62. Pagi

2.8K 409 37
                                    

Hari ini hari minggu, jarum pendek jam besar di ruang tengah menunjuk angka sembilan pagi.

Sampai detik ini, Seijuro belum keluar dari kamar.

Aku menjemput suamiku tercinta di kamar, benar saja dia masih asik berselimut dan memejamkan mata. Kelambu besar masih tertutup, menghalangi masuknya sinar mentari.

Kesal. Aku menyibakkan gorden besar itu agar cahaya menyilaukan mata Seijuro.

“Sei, ini sudah siang. Ayolah bangun!”

Seijuro malah menutupi wajahnya dengan selimut, ia merutuki sinar itu.

“Sei! Ini sudah jam 9!” pekikku kesal.

Aku menarik selimutnya, ia menggeliat malas lalu memeluk guling kembali. Matanya berkedip-kedip memaksakan diri melihat padaku yang sudah berkacak pinggang.

“Tutup sinar itu, [Name]! Aku tidak perlu cahaya untuk fotosintesis.”

Ah!

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Nikah? (Akashi Seijuro x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang