Suamiku mengepalkan jemarinya di samping paha, ia menatap sengit padaku. Sorot matanya berapi-api ingin menghanguskan yang ada di depannya.
Seijuro sedang marah.
Berawal dari perbedaan pendapat cara menikmati bubur, diaduk atau tidak. Aku tetap kokoh mempertahankan jawabanku,menikmati bubur tidak perlu diaduk karena dapat mengubah nilai keindahan makanan itu.
Namun, Seijuro memilih kebalikannya. Dia menginginkan keadilan dan kesetaraan rasa dalam seporsi makanan tersebut.
Berujunglah pada perdebatan hebat diantara kami.
Aku berdiri dari sofa dengan kasar, nyaris menampar Seijuro, lalu membanting pintu kamar dengan keras.
Butuh lebih dari satu jam. Seijuro melunak, ia menghampiriku di kamar dan memeluk pinggangku dari belakang.
“Sayang, masih marah?” pelukannya semakin erat.
Aku menghela napas, “Tidak, Sei”
Sambil mengendusi tengkukku, Seijuro berbisik, “Maafkan aku.”
Bibirku tersenyum lalu mengangguk.
“Kalau begitu, kita makan bubur ayam, yuk!” ajaknya.
Aku menoleh, “Iya, tapi jangan diaduk”
Seijuro menatap sengit.
Lalu kami bertengkar lagi.
.
.
.
▄︻̷̿┻̿═━一
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah? (Akashi Seijuro x Reader) [END]
FanfictionBaginda Akashi Seijuro adalah suami hamba. . . . . . Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi