2

2.1K 297 55
                                    

"Park Sooyoung?"

Sooyoung menghentikan gerakan tangannya yang sedang merapihkan rambutnya untuk pemotretan nanti.

"Ya?"

"Boleh meminta waktumu sebentar?"

Sooyoung berjalan mendekat dan ikut duduk setelah lawan bicaranya duduk terlebih dahulu.

"Ada apa, Eonni?"

"Maaf mengganggu waktumu."

Sooyoung sangat tidak suka basa basi. Tetapi dia mencoba mendengarkan. Wanita di depannya adalah senior Sooyoung di dunia hiburan.

"Begini. Aku mempunyai adik yang masih berkuliah. Dia memiliki acara ya-"

"Bisa dipersingkat?"

Wanita didepannya sedikit terkejut. "Ah maafkan aku. Apakah bulan depan kau mempunyai waktu kosong untuk menjadi pembicara di sebuah universitas?"

Alis Sooyoung terangkat. "Aku tak tau. Semua kegiatanku diatur Baekhyun Oppa."

"Baek-"

"Manajerku." Bibirnya kembali mengatup ketika Sooyoung memotongnya.

"Jadi?"

Sooyoung menghela nafasnya. 'Apakah wanita ini tidak mengerti apa yang aku katakan? Membuang-buang waktu saja.'

"Akan aku tanyakan padanya nanti. Permisi, Irene eonni." Sooyoung membungkuk memberi salam sebelum pergi meninggalkan Irene.

'Benar-benar tidak sopan! Apa dia tidak tau bahwa aku seniornya?' Irene segera bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan studio itu. Kegiatannya sudah selesai dari tadi siang.


***


"Dimana Taehyung?"

"Ia memiliki acara di luar kota."

Baekhyun mengangguk mengerti. "Tadi manajer Irene memberi tahu ku. Kau mau melakukannya?"

"Apa?" Sooyoung sedang memainkan ponselnya.

"Jadi pembicara Seminar Nasional?"

"Berbicara didepan publik sambil berpura-pura ramah dan tersenyum?" Sooyoung menatap Baekhyun. "Tidak."

Baekhyun sudah tau Sooyoung akan mengatakan itu.

"Park Sooyoung, dengarkan aku."

Sooyoung mendengus kesal. Meletakkan ponselnya dan kembali menatap Baekhyun. Mereka sedang di sebuah cafe private sekarang untuk beristirahat.

"Ini adalah kesempatanmu."

Sooyoung mendengarkan.

"Kau dimata publik sedang dicap buruk. Perilakumu yang-"

"Ada apa dengan perilakuku?"

Park Sooyoung memang sangat suka memotong pembicaraan orang lain. Dia bukan tipikal orang yang sabar.

"Sikap dinginmu dan wajah yang tidak pernah tersenyum membuat asumsi publik buruk. Kau harus perbaiki itu, Sooyoung."

"Kenapa?"

"Apakah kau ingin dicap sebagai aktris berkepribadian buruk?"

Sooyoung melipat tangannya di dada. "Tapi itu fakta. Tidak ada yang salah."

Baekhyun menghela nafasnya sabar. Ia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Sooyoung.

"Tapi itu tidak baik untuk karirmu."

"Kau menginginkanku menjadi orang lain? Tidak. Terimakasih."

Sooyoung segera bangkit dari duduknya dan mengambil ponselnya untuk segera keluar cafe.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang