8

1.4K 240 30
                                    

Cup.

Mata Sooyoung membulat ketika sadar Jungkook mencium lukanya dibalik plester.

"Yak! Apa yang kau lakukan?!" Sooyoung segera mendorong Jungkook mundur.

"Itu agar lukamu cepat sembuh, Nuna."

Plak.

Sooyoung menampar Jungkook dengan keras. Ia merasa dilecehkan.

Sooyoung membenarkan jaketnya dengan kasar dan berdiri dihadapan Jungkook. "Kau pikir dengan kau mengobati lukaku. Aku akan bersikap lunak?"

Jungkook terkekeh pelan tapi tidak menggubris Sooyoung dan ia malah mengambil ponsel Sooyoung dari saku jaketnya.

"Yak! Kau..."

Sooyoung melotot ketika Jungkook mengotak-atik ponselnya.

"Diamlah." Jungkook menangkap tangan Sooyoung yang ingin merebut ponselnya kembali dan mengembalikan ponsel Sooyoung setelah selesai dengan urusannya. "tebus obat itu agar luka Nuna cepat mengering."

Sooyoung terdiam sebentar.

"Sudahlah. Pake topi ini. Dan jangan berkeliaran di rumah sakit sendiri." Jungkook memakaikan Sooyoung topi hitam miliknya dan langsung meninggalkannya yang masih terdiam.

"Hah. Apa yang baru saja dia lakukan?" Sooyoung menatap sengit pintu. "Apa aku baru saja dilecehkan?"

Sooyoung meremas ponselnya kesal dan buru-buru keluar dari ruangan tersebut dengan mengeratkan topi hitam yang dipakaikan Jungkook tadi.


***


"Oppa mau kemana?"

"Bukan urusanmu."

"Yak." Jimin menatap kesal Sooyoung yang baru saja melemparkan bantal sofa padanya.

Sooyoung kembali menatap TV dan memakan cemilan yang ada di tangan kirinya pura-pura tidak ada yang terjadi

"Kau ini."

"Oppa!" Sekarang giliran Sooyoung yang berteriak setelah Jimin mengembalikan bantal ke tempatnya semula dan menjitak kepala Sooyoung.

"Aish. Kalian ini." Mamah Park menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua anaknya.

"Jimin pergi dulu." Setelah mencium pipi mamah Park, Jimin langsung pergi tapi sebelum itu tak lupa ia kembali mengacak-acak rambut adiknya, Sooyoung.

"Oppa!"

Mamah Park hanya bisa tersenyum karena hal itu. "Sudahlah, Sooyoung. Jangan teriak-teriak terus."


***


"Park Sooyoung. Kau tidak apa-apa?"

Sooyoung hanya mengangguk setelah melihat Baekhyun -manajernya- berlari menghampirinya dengan wajah khawatir.

"Bagaimana dengan lukamu?"

Sooyoung menggeleng pelan. "Aku tidak apa-apa."

"Kau sudah mengobatinya?"

Sooyoung yang sedang memainkan ponselnya berhenti sebentar. Seketika matanya tertuju pada note yang ada di menu ponselnya.

"Ada apa?"

Sooyoung segera menggeleng. "Nanti siang jadwalkan pertemuanku dengan Dokter Seo."

Sooyoung masuk kedalam mobil. Dan merebahkan dirinya di kursi mobil. "Oppa apakah jadwalku padat hari ini?"

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang