30

945 160 25
                                    

Mata tajamnya memudar. Senyum cerahnya tergantikan dengan garis lurus. Wajah berserinya telah tertutup oleh hati yang beku.

Jungkook kehilangan. Ia kehilangan sebagian dunianya. Pamannya adalah semangatnya ketika ia tak ingin lagi berada di dunia.

Dan sekarang, pamannya yang meninggalkannya di dunia. Sendirian. Jungkook merasa sendirian disini.

“Jung.”

Jungkook tersentak. Wajahnya yang sedang menghadap kearah sinar rembulan harus ia alihkan kearah wanita yang baru saja mengetuk meja di hadapannya.

“Minumlah.”

Jungkook hanya menatap gelas yang mengeluarkan uap panas tanpa ingin menyentuhnya.

“Ok. Aku saja yang minum.”

Tapi belum wanita itu mengambil gelas teh panas itu, Jungkook sudah mengambilnya duluan. “Bukankah ini untukku?”

Wanita itu mengedikkan bahunya acuh. “Jika kau ingin meminumnya.”

Jungkook kembali menatap langit bertabur bintang. Kenapa malam ini sangat cerah? Padahal tadi siang langit memperlihatkan kegelapannya dengan hujan deras yang mengguyur bumi.

“Jangan terus-terusan larut dalam kesedihan.”

Jungkook bersandar pada kursi yang sedang ia duduki. Mereka, Jungkook dan Sooyoung sedang berada di balkon apartment Jungkook sekarang.

Setelah adegan hujan-hujanan dan berpelukan di pemakaman tadi siang, akhirnya Jungkook memutuskan untuk membawa Sooyoung ke apartmentnya. Ia sedang ingin jauh dari keramaian. Dan Sooyoung? Entahlah, mungkin Jungkook butuh seorang teman untuk mengadu?

Dan Sooyoung tau bahwa seseorang yang sedang bersedih bukankah tidak boleh ditinggalkan sendirian?

“Lihat itu.”

Jungkook menatap bintang yang paling bersinar di langit malam sesuai arahan Sooyoung.

“Menjadi bintang yang paling bersinar adalah keinginan semua orang. Tapi kau tau apa dampak yang di dapatkannya?”

Sooyoung menoleh kearah Jungkook. “Banyak orang yang akan menjatuhkanmu.”

Sooyoung tersenyum dan kembali menatap langit malam yang bertakjub banyak bintang.

“Sebut saja kau sedang berada disana dan banyak orang yang menginginkan tempatmu.”

Jungkook masih mendengarkan. Tidak ingin menyela Sooyoung yang sekarang sedang memeluk kedua lututnya dan menatap langit dengan senyuman tipisnya.

“Sekali kau terjatuh dan terpuruk seperti saat ini…”

Sooyoung menatap Jungkook yang sekarang sedang menatapnya balik. “Mereka dengan senang hati akan mendepakmu keluar dan menggantikan posisimu.”

Jungkook masih menatap Sooyoung yang sekarang sudah menengadah menatap langit lagi. “Tapi aku sedang tidak berada pada posisi itu.”

Sooyoung kembali menoleh. “Benarkah?”

Jungkook mengangguk.

“Lalu kau pikir diposisi mana kau sekarang?” Seru Sooyoung sambil menunjuk langit.

“Itu.”

Jungkook menunjuk langit tanpa bintang. Dan Sooyoung terkekeh.

“Kenapa Nuna tertawa?”

Sooyoung menggelengkan wajahnya dengan memperlihatkan senyum remehnya. “Aku tak tau ternyata kau semenyedihkan itu.”

Dan Sooyoung segera beranjak dari duduknya, ingin masuk ke dalam. Tetapi suara Jungkook menghentikan langkah Sooyoung terlebih dahulu.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang