25

1.1K 178 28
                                    

Jungkook meletakkan Sooyoung ke kasur dari gendongannya. Menyelimutinya dan merapihkan rambut Sooyoung.

“Selamat tidur, Nuna.”

Setelah menangis sesenggukan di pelukan Jungkook di taman tadi, akhirnya Sooyoung terlelap tidur dengan kelelahan yang ia bawa. Membuat Jungkook menggendongnya dengan sangat hati-hati dan membawa Sooyoung ke kamarnya.

Jungkook hanya bisa tersenyum miris ketika melihat Sooyoung masih terisak dalam tidurnya sebelum benar-benar meninggalkan Sooyoung sendirian.

“Jangan menangis lagi, Nuna. Aku tak bisa melihat Nuna menangis.”

Setelah mengucap hal itu, Jungkook menutup pintu dengan perlahan. Membiarkan Sooyoung beristirahat.


***


Jennie menatap ponselnya panik dan khawatir. Sahabatnya dari tadi tidak mengangkat telfonnya sama sekali. Hingga akhirnya disinilah ia sekarang. Rumah Sooyoung.

“Mah, dimana Sooyoung?”

Jennie yang melihat Mamah Park membukakan pintu untuknya langsung memeluk Mamah Park dengan kencang. Seperti itulah Jennie. Jennie sangat menyayangi sahabatnya melebihi apapun.

Bahkan karena Sooyounglah Jennie mampu merasakan bagaimana mempunyai keluarga dan kakak di hidupnya.

“Jennie.”

Chanyeol yang baru turun dari tangga langsung memanggil Jennie yang masih memeluk Mamahnya di depan pintu.

“Oppa.” Jennie yang melihat Chanyeol langsung melepaskan pelukannya pada Mamah Park dan berlari kearah Chanyeol.

“Dimana Sooyoung, Oppa?”

Chanyeol tersenyum mencoba menenangkan Jennie yang sudah menangis di hadapannya. “Jangan bersedih. Sooyoung baik-baik saja.”

Jennie mengangguk mengiyakan setelah Chanyeol menghapus air matanya yang terus turun dari pipinya dan membelai kepala Jennie sayang.

“Makanlah dulu bersama kami.” Kini giliran Jimin yang mengajak Jennie untuk masuk ke dalam ruang makan mereka yang telah penuh dengan banyak hidangan makanan di tempatnya.

“Kenapa banyak sekali makanan disini? Dan kenapa hanya aku saja yang terlihat khawatir sampai menunjukkan wajah jelek menangisku seperti ini?”

Chanyeol dan Mamah Park terkekeh mendengar keluhan Jennie. “Maka dari itu ayo makan dulu. Dan jangan menangis.”

“Sudah tau kau jelek ketika menangis, masih saja memperlihatkan wajah jelekmu itu kepada kami.” Seru Jimin  dengan mengambil jus jeruk dari dalam kulkas.

“Oppa!”

Dan yang lain akhirnya tertawa melihat Jennie yang merajuk. Tapi Jennie masih ragu, kenapa semua orang di sekitarnya tidak ada yang khawatir dengan keadaan Sooyoung? Apakah ada sesuatu yang tidak ia tahu? Atau ada apa?

“Sudah jangan dipikirkan. Sooyoung sudah dewasa.” Seru Mamah Park sambil tersenyum dan menyuruh Jennie duduk di sampingnya.


***


“Nggghhh.”

Mata Sooyoung dikit demi sedikit mulai terbuka dan mencoba menyesuaikan cahaya yang ada di hadapannya.

“Dimana aku?”

Setelah mencoba menyadarkan dirinya, akhirnya Sooyoung terduduk dan mencoba meneliti sekeliling kamar yang ada di hadapannya.

Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang