Sooyoung memakan pasta yang baru saja dihidangkan.
"Bagaimana menurutmu? Makanan di restauran ini cukup enak, kan?"
Sooyoung mengangguk setuju. "Mmm, aku setuju. Ah, Oppa bagaimana kabarmu? Sepertinya sudah lama Oppa tak mengajakku keluar seperti ini."
"Cukup bagus. Dan maafkan aku karena hal itu. Ayahku menyuruhku untuk melihat perkembangan perusahaan keluarga kami yang ada di London selama dua Minggu kemarin."
"Cabang baru, kah?"
Sehun mengangguk dan meneguk minumannya. "Ayahku ingin memperluas pasar perusahaan kami. Jadi, ya aku harus bolak-balik London-Korea untuk itu."
"Bukankah itu melelahkan? Kenapa tidak menetap saja di London, Oppa?"
Sehun terkekeh. "Jika aku menetap di London lalu bagaimana dengan calonku yang ada disini?"
Sooyoung melebarkan matanya terkejut. "Oppa sudah memiliki kekasih?"
Sehun tersenyum. "Lalu siapa perempuan di depanku ini?"
Setelah mengerti maksud dari ucapan Sehun, Sooyoung mendecih. "Cih, masih saja Oppa belum move on dariku ternyata."
"Haha. Bagaimana aku bisa move on, jika perempuan di depanku ini semakin hari semakin cantik saja?"
Sooyoung akhirnya tertawa. "Oppa benar-benar tidak berubah."
"Aku?"
Sooyoung mengangkat bahunya. "Aku ingat dulu ketika aku masih berkuliah di jurusan Ilmu Komunikasi dan Oppa di jurusan hukum. Kita berbeda fakultas, tapi Oppa selalu menyempatkan diri berkunjung ke perpustakaan fakultasku. Haha."
"Kau masih mengingatnya ternyata. Lucu bukan? Sebegitu inginnya diriku melihatmu setiap hari?"
Sooyoung tersenyum. "Sangat lucu. Apalagi ketika Oppa mengancam Taehyung untuk memberitahukan keberadaanku. Haha."
"Ahhh, jangan ingatkan itu padaku. Aku benar-benar merasa bersalah padanya. Dan hey, aku melakukan itu karena cemburu."
"Cemburu? Kenapa harus cemburu dengan Taehyung? Oppa tau aku dan Taehyung sudah bersahabat lama."
Sehun menyangga wajahnya dengan satu tangan di meja. "Kau tidak akan mengerti tatapan pria pada wanita, Soo. Kau kan tidak pernah peduli dengan sekitarmu."
"Benarkah?" Sooyoung mengikuti posisi Sehun.
Sehun menatap serius Sooyoung. "Jika bukan diriku yang mendapatkanmu. Aku harap orang itu adalah Taehyung."
"Yak, Oppa. Kenapa berbicara seperti itu. Taehyung dan aku adalah sahabat."
"Kalau begitu aku saja yang menjadi pendampingmu. Bagaimana? Deal?"
Sooyoung kembali tertawa. "Hahaha. Jangan mulai lagi, Oppa."
***
Taehyung masuk ke dalam apartemen dengan wajah lelah. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat ruangan di dalam apartemennya menyala.
"Soo?" Tebak Taehyung. Karena yang ia ingat, orang yang tahu password apartemennya hanya orang tuanya dan Sooyoung saja.
"Kau sudah pulang? Lihat aku memasak banyak makanan untukmu?" Seru Sooyoung dengan menaruh piring penuh makanan di meja makan.
"Kau yang memasak atau kau hanya memanaskan masakan dari restauran?"
Sooyoung mengarahkan tatapan tajam pada Taehyung. "Kau tau? Memanaskan makanan juga butuh tenaga banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
Fanfiction"Kau itu hanya anak kecil. Tau apa tentang cinta?" - Park Sooyoung. "Jika kau sudah jatuh pada pesonaku. Kau tak bisa mengelak lagi, Nuna." - Jeon Jungkook. "Jangan ragu untuk berbalik. Aku ada di belakangmu." - Kim Taehyung. *** Hati Park Sooyoung...