Joy meletakkan teh hangat di hadapan Taehyung yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk setelah mengganti pakainnya yang basah dengan milik Chanyeol.
(Jangan Tanya kenapa bukan milik Jimin ya. Hewhew.)
Sooyoung duduk dengan canggung di hadapan Taehyung. Menunggu aktivitas Taehyung sambil melihat kearah lain yang penting bukan ke laki-laki yang ada di hadapannya.
“Bagaimana kabarmu?”
“Hmm?” Sooyoung tersentak kaget ketika suara bass laki-laki itu memecah keheningan.
“Ba-baik.”
Taehyung menghentikkan usapan handuk pada rambut basahnya lalu menatap Sooyoung yang sedang mengalihkan wajahnya.
Taehyung tersenyum. “Sepertinya hanya aku yang terlihat kacau disini.”
Sooyoung menunduk. Ia menggigit bibir bawahnya. Mereka terdiam sesaat.
Kenapa mereka sangat canggung sekarang? Bukankah mereka dulu sangat dekat hingga tak bisa dipisahkan? Lalu kenapa sekarang seperti ini? Seperti dua manusia yang tidak saling mengenal sebelumnya?
“Ma-Maafkan aku, Tae.”
Taehyung masih menatap Sooyoung yang menunduk. Dengan perlahan Taehyung mengambil tangan Sooyoung untuk di genggamnya.
Yang dilakukan Sooyoung? Tentu saja menariknya. Sepertinya Sooyoung masih belum bisa berkontak fisik dengan laki-laki itu.
Taehyung tersenyum getir. Kecewa? Pasti. Wanita di hadapannya benar-benar seperti tak mengenalnya sama sekali sekarang. Kemana Sooyoungnya yang dulu?
“Soo.”
Sooyoung mendongak. Menatap Taehyung sesaat sebelum kembali mengedarkan pandangannya kearah lain.
“Sesusah itu untuk menatapku?”
Deg. Sooyoung mengeratkan kedua tangannya yang sedang terpaut. Mencoba menatap laki-laki di hadapannya yang sedang menatapnya balik.
“Haha. Kenapa disini sangat canggung?” Sooyoung mencoba tertawa.
“Eee. Ka-kau mau tehnya lagi? Sepertinya itu sudah dingin.”
Sooyoung ingin beranjak tapi Taehyung menahannya. Sekarang mereka sama-sama berdiri dengan tangan Taehyung yang menahan pergelangan tangan Sooyoung.
“Aku mohon Soo.”
Sooyoung kembali menunduk. Menghela nafasnya sesaat lalu mencoba mendongak menatap Taehyung.
Sooyoung menggigit bibirnya ketika matanya bertemu dengan Taehyung. Sooyoung menyerah.
“Tae!”
Sooyoung sudah tidak kuat lagi. Bohong jika ia tak ingin melihat laki-laki itu lagi. Bohong jika ia bisa mendiami Taehyung lebih lama lagi.
“Aku benar-benar merindukanmu. Hiks.”
Sooyoung memeluk leher Taehyung dengan cepat. Berjinjit agar bisa memeluknya. Dan menyembunyikan wajahnya di pundak Taehyung. Sooyoung benar-benar menyerah dari egonya. Menyerah untuk mengabaikan laki-laki yang sudah 10 tahun menemani hidupnya.
“Aku… hiks. Tae, aku…”
“Sssstttt.” Taehyung tersenyum. Ia menepuk-nepuk punggung Sooyoung menenangkan. Hatinya menghangat.
Secercah harapan datang di diri Taehyung. Paling tidak ia tahu bahwa Sooyoung, wanita yang menjadi segala-galanya di hidupnya tidak bisa berjauhan dengan dirinya. Dan Taehyung bersyukur untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love
Fanfiction"Kau itu hanya anak kecil. Tau apa tentang cinta?" - Park Sooyoung. "Jika kau sudah jatuh pada pesonaku. Kau tak bisa mengelak lagi, Nuna." - Jeon Jungkook. "Jangan ragu untuk berbalik. Aku ada di belakangmu." - Kim Taehyung. *** Hati Park Sooyoung...