8. Kenyamanan

662 127 56
                                    

16.00

Pelajaran yang sangat melelahkan telah usai, semua murid sedang sibuk merapikan buku-buku yang berserakan di atas meja dan memasukkannya kembali ke dalam tas masing-masing.

Di sebelah pojokan, terlihat Dira yang sedang menatap layar ponselnya serius.

Ting..

Ponsel Dira berbunyi, menandakan ada pesan baru masuk ke ponselnya, semangat, ia segera membuka pesan tersebut tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang mengirim pesan tersebut.

TELKOMSEL

(16.02)

Kuota flash Anda telah habis. Anda akan dikenakan tarif non paket jika seluruh kuota telah habis. Silahkan cek kuota internet lainnya atau aktifkan kembali paket Anda di #xxx# atau download XxXxxxxxxxx xxx di xxxxxxxxxxxxx.

"Pftt, perasaan baru kemarin gue isi?!" Heran Dira dalam hati.

Dengan sedikit kesal ia memasukkan ponselnya ke dalam tas dan hendak bergegas meninggalkan ruangan kelas. Namun, dengan tiba-tiba tangannya ditarik seseorang dari belakang.

"Eh Ra, jangan pulang dulu dong!" Dita menahan tangan Dira.

"Ada apa?" Menoleh ke belakang dan nampak sedikit kaget karna beberapa teman sekelasnya juga ikut menatapnya serius.

"Jawaban?" Menunjukkan senyum khasnya.

"Em, itu Dit.. gu- gue.." Bingungnya.

"Mau? Okee.." Semangat Dita, Dira hanya memandang Dita malas dan mulai mendengarkan ocehan Dita.

"Okee guys, seperti yang kalian denger, Dira bersedia gabung sama kita, jadi kita bakal nampilin apa buat acaranya?" Semangat Dita.

"Em.. gimana kalau nyanyi aja Dit, lo yang nyanyi." Sahut Rita dari bawah meja yang sedang sibuk mencari pulpennya yang hilang.

"Jangan lah, terlalu sederhana dan gak melibatkan banyak orang juga, apa pendapat lo Dir?" Tanya Dita pada Dira.

"Serah." Tak menoleh sedikitpun.

Tiba-tiba di atas kepala Dita muncul lampu bohlam yang bercahaya, menandakan ide baru, baru saja muncul di kepalanya.

"Oke, gimana kalau drama musikal aja. Tapi yang singkat aja gitu." Menunjukkan tangannya ke atas.

"Gue ikut aja." Orang pertama.

"Ikut aja." Orang kedua.

"Ikut." Orang ketiga, dan seterusnya termasuk Dira.

"Oke, besok sepulang sekolah kita ngumpul di ruang musik, kita bagi peran dan latihan sedikit, okee?"

"Hm." Jawab semuanya serentak dan secepatnya meninggalkan ruang kelas kecuali Dira yang masih duduk di bangku depan. Mengambil dan memandangi layar ponselnya lagi.

"Perasaan kemarin baru gue isi deh, masa cepet habis sih." Gak terima Dira kuotanya habis.

Dira terus menggerutu dalam hati tak terima. Ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam tasnya sebal. Bersiap berdiri dan perlahan mulai melangkahkan kakinya keluar.

"Hai." Sapa Arka sambil tersenyum sok manis.

"Ngapain disini? Gak pulang lo? Kenapa belum pulang? Nungguin siapa?" Kaget Dira melihat Arka yang berada di depan kelasnya seperti sedang menunggu seseorang.

"Nanyanya satu-satu dong tuan putri, kan prince nya jadi bingung mau jawabnya." Kekeh Arka.

Dira hanya memandang Arka biasa dan perlahan berjalan lalu duduk di samping Arka.

ALDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang