Arka menggapai tangan Dira perlahan dan di genggamnya erat. Mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Dira dan menghapus jarak diantara mereka.
"Dir, mau jadi pacar gue gak?"
Dira menatap Arka biasa. Pandangannya terhadap Arka seolah-olah itu bukan hal yang besar ataupun mengejutkan untuk di dengarnya.
Dira semakin menghilangkan jarak diantara mereka berdua. Bahkan 10 cm pun tak ada.
"Gak." Jawab Dira dengan tampang datar.
Wajah Arka menjadi kusut. Tubuhnya serasa tidak memiliki otot, sangat lemas. Darah di dalam dirinya seperti sudah berhenti untuk mengalir. Raut wajahnya menampakkan seperti orang yang sedang kecewa. Baru kali ini ia ditolak oleh seorang perempuan.
5 menit berlalu
Dira menghela nafas panjang dan beranjak dari tempatnya. Berjalan menunduk ke sebuah pohon besar yang jaraknya tak jauh dari posisi awalnya.
"KA, SINI!!!" Menepuk-nepuk tanah yang nampak keras di sampingnya.
Dengan berat hati Arka melangkahkan kaki beratnya menghampiri seseorang yang baru saja memanggilnya.
"Iya?" Berusaha agar tetap terlihat manis sembari ikut duduk disana.
Dira menatap Arka lekat-lekat. Pandangannya seperti tak mau lepas memandang laki-laki di sampingnya. Mata Dira tiba-tiba mulai berkaca-kaca.
"Jadiin gue pacar lo." Menidurkan kepalanya di bahu Arka.
Tenggorokan Arka tercekat. Matanya membulat sempurna. Sungguh keajaiban apa yang menimpanya hari ini, hingga hidupnya menjadi sebahagia ini.
"Tad-?"
"Gue suka sama lo." Menatap sekilas wajah merah Arka.
Ada apa ini? Kenapa rasanya sangat memalukan? Rasanya sangat berbeda dengan tadi saat gue ngungkapin perasaan gue ke Dira tadi. - Fikir Arka.
Tak ada jawaban dari Arka.
"Udahlah ayo pulang!" Ajak Dira sembari berdiri dan hendak berjalan meninggalkan Arka yang masih terdiam di tempat.
"Dira!!" Berlari mengejar langkah kecil Dira.
"Ap-" Mata Dira nampak membulat sempurna. Tubuhnya menghangat.
Arka menangkup tubuh mungil Dira sebelum perempuan tersebut membalikkan tubuhnya dengan sempurna. Dan dengan segera, ia membawa Dira ke dalam pelukan hangatnya. Begitu lama ia mendekap tubuh Dira. Menyalurkan setiap kehangatan yang ia miliki. Menyalurkan perasaan yang slama ini ia pendam.
"Gue sayang lo Dir, gue mau jadiin lo pacar gue." Memeluk Dira semakin erat.
Dira tak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya kaku seperti membeku. Air mata lolos dari kedua mata sipitnya, membasahi baju Arka. Akhirnya, ia bisa merasakan kehidupan seperti anak muda lainnya. Mempunyai seorang kekasih.
"Kenapa? Kenapa menangis?" Melepas pelukan antar keduanya dan menangkup kedua pipi Dira.
"Makasih." Ucap Dira
Dira POV.
Perasaanku sangat campur aduk. Disisi lain aku sangat bahagia, akhirnya hidupku tidak sendiri lagi.
Tapi di sisi lain, aku ngerasa seperti manusia paling tak beruntung sedunia.
Disaat aku baru pertama kali ngerasain jatuh cinta dan itu dengan Arka. Orang yang akhir-akhir ini paling aku suka. Dan aku bakalan ninggalin dia. Bahkan untuk selama-lamanya. Dan itu akan terjadi tidak lama dari sekarang. Lebih tepatnya 6 bulan yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDIRA
Teen FictionAku harap, kau dapat melihat bayangan diriku dalam penglihatanmu yang baru. Jangan khawatir padaku, karena keheningan disini membuatku nyaman untuk perlahan menutup mataku. Semoga cerita yang pernah kita tuliskan bersama, diakhiri dengan kata bahagi...